Opini

Cerdas Menyambut Musim Hujan

Oleh: Sukanda Subrata
Penulis Lepas Cirebon

Musim hujan telah tiba. Tanda-tanda alami yang dapat mengindikasikan bahwa musim hujan akan segera tiba bisa kita lihat angin yang lebih kuat dan berubah arah, perubahan angin ini bisa menunjukkan bahwa sistem tekanan rendah yang menyebabkan hujan akan segera memasuki daerah tersebut. Selanjutnya munculnya awan cumulonimbus (awan tebal dan gelap) yang sering kali menandakan hujan deras bisa muncul di langit pada sore atau malam hari. Suhu udara yang semakin dingin sebelum hujan datang, suhu udara sering terasa lebih dingin, terutama pada malam hari dan pagi hari. Ini karena udara yang lembab dan basah mengarah pada penurunan suhu. Kelembapan udara yang tinggi juga bisa menjadi tanda bahwa hujan akan segera turun. Udara terasa lebih lembap dan lebih berat, terutama di pagi hari.
Banyak hewan-hewan mulai beraktivitas lebih pagi atau lebih siang, terutama burung dan serangga cenderung beraktivitas lebih awal sebelum hujan turun, burung yang terbang lebih rendah atau semut yang mulai bergerak mencari tempat berlindung. Hewan seperti katak atau ular sering kali mencari tempat berlindung lebih dulu saat musim hujan mendekat. Populasi nyamuk sering meningkat karena kelembapan udara yang mendukung perkembangbiakan mereka.Tumbuhan mulai tumbuh lebih cepat, pohon dan daun mulai berguguran.
Begitu kita sudah mengenali indikasi tersebut maka langkah kita selanjutnya adalah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut datangnya musim hujan.Salah tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh cuaca basah, seperti banjir, tanah longsor, dan masalah kesehatan. Kita bisa memulainya dari yang lebih mudah dan terdekat lingkungan seperti memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik. Bersihkan selokan atau saluran air di sekitar rumah, bebas dari sampah dan sumbatan bisa dilakukan secara gotong royong. Manfaatya yaitu membantu mencegah genangan air yang tidak mengalir dengan lancar. Selanjutnya periksa talang air dan atap rumah mungkin tersumbat oleh daun atau kotoran. Cek juga kondisi pintu dan jendela berfungsi dengan baik, ditutup rapat untuk mencegah air hujan masuk.
Jika rumah kita berada di daerah yang rawan banjir atau longsor, pastikan pondasi rumah kuat dan tidak ada kebocoran di bawah lantai. Kita juga harus punya persediaan air bersih dari sumur atau sumur bor yang tidak tercemar. Penting juga memperhatikan penyimpanan barang berharga seperti dokumen atau benda elektronik di tempat yang aman jika terjadi banjir. Kita juga harus punya pakaian yang tahan air dan sepatu yang nyaman dan kedap air (jas hujan, payung, dan sepatu bot).
Kita memiliki persediaan obat-obatan yang cukup untuk menghadapi masalah kesehatan umum saat musim hujan, seperti flu, batuk, demam, dan diare. Periksa alat komunikasi darurat. Pastikan kita memiliki ponsel yang terisi penuh.
Dengan melakukan persiapan ini, kita akan lebih siap menghadapi musim hujan dengan aman dan nyaman. Persiapan yang baik tidak hanya melindungi keluarga dan rumah, tetapi juga mengurangi potensi kerugian akibat bencana atau kejadian yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Setidaknya dengan mempersiapkan diri menyambut musim secara mandiri berarti kita telah meringankan beban bersama jika terjadi banjir. Kita tidak melulu berharap kepada bantuan pemerintah yang belum tentu ada dan tepat momennya. Kadang bantuan banjir lambat penanganannya yang terkendala dengan berbagai hal seperti komunikasi, tranportasi yang terganggu, Korban sudah terpuruk bantuan baru datang. Dalam kondisi yang sudah panik warga korban banjir kadang tidak bisa berpikir tenang.Begitu logistik datang mereka saling berebut, sungguh mengenaskan bukan?
Musim hujan adalah siklus tahunan, bahkan sebenarnya kita juga sudah paham untuk menyikapinya.Namun karena karakter bangsa kita yang malas dan senang dibantu maka jangan heran jika mereka biasa-biasa saja dalam kondisi banjir. Mereka bahkan tidak mau menerima anjuran pemerintah untuk direlokasi ke tempat yang baru. Mereka beranggapan klasik, lahir dan mati ingin di tempat yang sama. Parah sekali jika warga punya niat seperti itu. Paragdigma masyarakat seperti ini harus mulai dibiasakan dengan melihat banjir ini melalui logika. Apakah banjir itu karena lokasi kita yang menyerobot sungai atau sungai yang mengalami pendakalan yang begitu cepat akibat sedimentasi. Jika sudah diketahui pangkal permasalahannya, sebesar apapun air dari hilir tak akan mengakibatkan banjir yang berarti.***

Related Articles

Related Articles

Back to top button