Menengok Kabar Demokrasi Usai Pilkada
Oleh: Khaerudin
Penulis Buku Langkah Kaki II
Pagelaran demokrasi kini usai. Ya, beberapa waktu yang lalu kita tentu disibukkan dengan aktivitas yang selalu menjelaskan nuansa pendaftaran pasangan calon kepala daerah baik di wilayah kabupaten atau kota maupun provinsi. Tentu banyak sekali kita temukan berbagai alat peraga kampanye yang beredar di setiap lokasi terutama yang mudah kita jangkau seperti samping jalan, papan bigboard dan media-media lainnya.
Ya, pagelaran demokrasi telah usai pelaksanaannya. Beberapa waktu yang lalu masing-masing calon sudah berlomba memaparkan ptogram-program terbaiknya dihadapan publik baik lewat debat terbuka maupun sarana kampanye yang mereka gunakan masing-masing untuk menyampaikan informasi tersebut. Tentunya tidak ada hal buruk yang dapat kita temui saat program kerja ditawarkan kepada masyarakat. Semuanya pasti nampak bagus dan berorientasi untuk kepentingan rakyat.
Rasa syukur tentu terpancar kepada setiap orang yang ikut terlibat dalam kontestasi Pilkada tersebut karena sudah mengikuti dan sukses melaksanakan dan mengawal jalannya pemungutan suara, meskipun kadang kita sedikit menemukan kekecewaan, rasa kesal, sedih, karena mungkin ada kandidat calon yang merupakan jagoan kita ternyata tidak berhasil menduduki kursi sebagai kepala daerah.
Tentu hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa, yang lebih penting sekarang adalah kita tagih janji siapapun yang telah terpilih menjadi kepala pemerintahan sekarang. Apa yang sudah mereka sampaikan dalam kampanye sudah menjadi tugas kita untuk memantau, mengawasi bagaimana arah demokrasi setelah kontestasi ini.
Pasca Pemilu tentu begitu penting bagi kita untuk membangun lagi pondasi yang kita dalam segala aspek. Mungkin di antara kita sempat ada yang berseteru dengan tetangga kita, saudara kita atau teman-teman kita gara-gara perbedaan pilihan saat kontestasi Pilkada kemarin. Oleh karena itu sudah menjadi tugas kita bersama bahwa saat kontestasi Pilkada usai maka kita jalin kembali pondasi kuat hubungan persaudaraan kita. Bukan tanpa maksud, melainkan untuk mewujudkan lingkungan sosial yang baik dan saling mendukung dalam menyongsong keberlangsungan hasil demokrasi yang kemarin kita kontestasikan.
Konsolidasi demokrasi merupakan salah satu tahap di mana prinsip demokrasi menjadi bagian dalam budaya politik dan sistem pemerintahan negara. Konsolidasi demokrasi juga memiliki dampak positif untuk membangun negara lebih tersusun dan terkonsep ke depannya. Dengan adanya konsolidasi demokrasi maka semua pihak memiliki peran dan andilnya dalam upaya membangun bangsa dan negara. Meskipun dalam konsolidasi demokrasi itu akan ada pihak yang pro dalam pemerintahan, ada juga yang kontra atau menjadi oposisi. Namun dua pihak tersebut memiliki perannya masing-masing.
Terlepas dari hasil pelaksanaan Pemilu kepala daerah yang sudah dilaksanakan, tentu kita menemukan masyarakat yang terpisah berdasarkan fraksi-fraksi atau kelompok berdasarkan calon yang didukung sudah selayaknya kembali pada track semula, yakni hidup damai dan berdampingan antar tetangga. Saling menyapa dan komunikasi kembali terlebih dalam hubungan kemasyarakatan. Terlebih tujuan berikutnya adalah memantau kinerja calon terpilih kepala daerah yang telah memenangkan kontestasi tersebut agar bisa merealisasikan janji kampanye tentang program yang disampaikan.
Apa yang telah terjadi adalah bentuk proses demokrasi yang wajar dan sudah semestinya, maka situasi kehidupan sosial harus kembali mereset ulang perasaan yang sama-sama legowo dalam menerima apapun hasil dari pesta demokrasi tersebut, tidak perlu memperpanjang persoalan keunggulan dan kelemahan pasangan calon tertentu. Sudah saatnya kita berpelukan dan menjalin hubungan yang baik antar sesama masyarakat lagi.
Kehidupan yang normal pasca pesta demokrasi memang membutuhkan kebesaran jiwa, sebab bagi masyarakat yang calonnya tidak terpilih atau kalah dalam kontentasi tersebut menimbulkan kenyataan pahit atau kekecewaan karena tidak sesuai dengan harapan. Kemudian bagi masyarakat yang calonnya mendapat kemenangan juga tidak perlu terlalu euphoria dalam merayakannya karena khawatir akan menyinggung lawan politik yang sedang merasakan kekalahan tersebut.
Sudah sejak lama masyarakat kita terbiasa menjalani kehidupan dengan heterogenitas dari berbagai ranah termasuk pilihan politik. Masyarakat sudah terbiasa menerima perbedaan politik yang ada, selama itu tidak menyinggung ras, suku, bangsa dan isu sara lainnya. Maka semua itu akan berjalan baik-baik saja.
Perbedaan pilihan politik sejatinya bukan suatu masalah, karena dengan begitu maka demokrasi akan bisa tercipta. Gagasan-gagasan serta strategi baru akan terus tumbuh dan tercipta dari masing-masing tim sukses pasangan calon dalam upaya menyongsong daerah yang lebih baik dari sebelumnya. Maka jangan pernah ditanggapi jika ada oknum yang ingin mengadu domba antar tim sukses atau anak bangsa dalam kontestasi ini.
Pasangan calon yang sudah terpilih menjadi pemimpin daerah tersebut, sudah selayaknya mengemban amanah rakyat dan menjalankannya dengan sebaik-baiknya, seadil-adilnya. Bagaimana pun juga pemimpin tidak akan bisa menjadi pejabat jika tidak ada tangan rakyat di dalamnya. Jadi antara masyarakat dan pemimpin sudah selayaknya saling mengawasi dan membangun daerah supaya lebih baik lagi dari sebelumnya.
Menjadi pemimpin sudah selayaknya harus mengayomi, mempersatukan dan membina semua rakyatnya. Pemimpin adalah jabatan pengabdian kepada masyarakat sebagai tuannya. Jadi sudah menjadi tugas pemimpin dalam upaya menyelesaikan setiap permasalahan sosial yang ada di masyarakatnya, oleh sebab itu jika pejabat yang sudah ditujuk atau memenangkan kontestasi pemilihan namun lupa terhadap tugas dan fungsinya maka sudah selayaknya masyarakat turut menyampaikan aspirasinya untuk mengarahkan ke arah yang sebenarnya.
Apapun hasil yang diumumkan oleh KPU, masyarakat sudah semestinya menerima dengan lapang dada atau dengan gembira bahwa kontestasi pilkada sudah menemukan titik akhirnya. Selanjutnya adalah pengawasan bersama yang dilakukan oleh rakyat terhadap kinerja pejabat yang sudah kita pilih itu. Namun kita berharap siapa pun pemimpinnya semoga bisa menjalankan amanah konstitusi dan mampu menyejahterakan rakyat pada umumnya.***