Pakar Islam Tiongkok, Novi Basuki Kunjungi Cirebon Gelar Pendidikan Mandarin untuk Menciptakan SDM yang Berkualitas’.
PENULIS sekaligus Pakar Islam di Tiongkok, Novi Basuki, memberikan pemaparan dalam seminar kebudayaan di Sekolah Sari Putra, Kota Cirebon. Seminar ini bertemakan ‘Bersama-sama Mempersiapkan Generasi Penerus Bangsa dengan Pendidikan Mandarin untuk Menciptakan SDM yang Berkualitas’.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi dari berbagai pihak, di antaranya MSC Cirebon, PSMTI Cirebon, Vihara Dewi Welas Asih, Sekolah Sari Putra, serta Xiao You Hui.
Dalam pemaparan materinya, Novi mengungkapkan bahwa SDM yang berkualitas harus mempunyai ciri-ciri, di antaranya telah melalui penggemblengan.
“Ada satu kitab di Tiongkok, yang jika dialihbahasakan ke bahasa Indonesia berjudul ‘Cermin Besar untuk Menolong Bangsa’. Di jilid pertama kitab itu, ada satu pertanyaan besar, yaitu orang yang bagaimana yang layak disebut pemimpin, ini senada dengan hal yang dibahas saat ini,” ujar Novi.
Ia kemudian memberikan jawaban jika SDM yang berkualitas adalah yang berakhlak mulia atau berkarakter dan beretika.
“Tapi itu tidak cukup. Dia juga harus punya talenta, punya keahlian. Dua-duanya harus punya. Jika sudah begitu maka orang demikian bisa dibebani tanggung jawab. Lalu kemudian, bagaimana menciptakan SDM berkualitas? Ini pertanyaan kita semua. Kita sepakat membahas ini dari segi perspektif bahasanya Mandarin,” katanya.
Menurutnya, salah satu upaya menciptakan SDM yang berkualitas adalah mengajari seseorang bahasa Mandarin.
“Karena bahasa Mandarin bahasa ibu yang paling banyak penggunanya di dunia. Tahun 2023, penduduk Tiongkok itu sudah lebih dari 1,4 miliar jiwa, berarti jika bisa bahasa Mandarin, bisa berkomunikasi dengan 1,4 miliar orang. Itu belum termasuk dengan orang-orang yang bisa bahasa Mandarin dari belahan dunia lainnya. Paling tidak, kita bisa berkomunikasi dengan 1/5 penduduk di muka bumi menggunakan bahasa Mandarin,” ujarnya.
Kemudian, menurutnya, Tiongkok adalah identitas perekonomian yang tidak akan pernah bisa disamai oleh negara lain.
“Dari laju perekonomian sudah bisa menyalip Indonesia dan Jepang, juga bikin AS ketar-ketir. Sulit untuk disalip oleh negara manapun. Jika belajar bahasa Mandarin adalah saat ini, karena Tiongkok sedang maju-majunya,” katanya.
Hal lainnya, menurut Novi, kenapa seseorang harus belajar bahasa Mandarin adalah karena Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar dari hampir seluruh negara yang ada di bumi.
“Pasar ekspor Tiongkok adalah negara barat. Dari empat tahun lalu, Asia Tenggara kemudian jadi mitra dagang terbesar di Tiongkok. Tiongkok pun tidak hanya laju ekonominya yang pesat, Tiongkok juga rajin menebar investasi dan tidak sedikit investor Tiongkok masuk ke Indonesia,”.
“Alasan lainnya, di waktu yang sama mempelajari bahasa Mandarin adalah mempelajari bahasa yang penuh filosofi dan tidak ada korelasi sedikitpun belajar bahasa Mandarin kita bisa jadi komunis. Tapi sebaliknya, paling tidak kita akan lebih terbuka terhadap perbedaan,” ungkapnya.
Selain ke sekolah Sariputra, Novi Basuki pun berkeliling ke berbagai tempat di Cirebon seperti Keraton Kasepuhan, PSMTI, juga malam Sunan Gunung Jati.
Sementara itu, Ketua Panitia Acara, Lim Mulyadi mengatakan, pihaknya bersyukur Novi Basuki datang berkunjung ke Cirebon.
“Mudah-mudahan, ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Di Cirebon, mengunjungi berbagai tempat dan inilah orang Cirebon,” kata Lim.
Menurutnya, kenapa Sekolah Sari Putra dipilih sebagai lokasi Novi Basuki memaparkan seminar kebudayaan, sebab agar masyarakat bisa mengenal lebih jauh sekolah tersebut.
“Bahkan ada orang dari luar kota dan luar pulau sengaja datang ke acara ini. Mereka semua bersatu. Dua hari ini kita kunjungi banyak tempat, termasuk keraton. Terkait bahasa Mandarin, sekarang itu banyak yang dibutuhkan, investor itu sudah banyak yang datang, maka masyarakat jangan hanya jadi penonton, jadilah bagian dari itu,” katanya.(Cimot)