KBIHU Al Kautsar Gelar Manasik, Calhaj Dibekali Pemahaman Bersuci di Segala Kondisi
kacenews.id-CIREBON-Ibadah haji tidak hanya membutuhkan kesiapan fisik dan mental, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang ilmu fikih, termasuk thoharoh (bersuci). Dalam bimbingan manasik haji yang digelar oleh KBIHU Al Kautsar, tema ini menjadi pembahasan utama.
Pengasuh Ponpes Muallimin AT TALIEM Babakan Ciwaringin Cirebon, KH A. Syahid Fanani sebagai pemateri menekankan pentingnya memahami tata cara bersuci untuk memastikan ibadah haji sesuai dengan syariat.
Ia menyampaikan, thoharoh mencakup dua aspek. Selain bersih dari kotoran lahir, seperti hadats dan najis, termasuk wudlu, mandi besar, atau tayammum sebagai pengganti saat air tidak tersedia, juga bersih dari kotoran batin, yaitu penyakit hati seperti ujub, takabur, hasad, dan riya.
Syahid Fanani juga mengemukakan konsep istijmar, yaitu bersuci menggunakan benda padat seperti tisu atau daun yang memenuhi syarat kesucian. Hal ini relevan bagi jamaah haji yang sering menghadapi keterbatasan fasilitas bersuci, baik di perjalanan maupun di tanah suci.
Salah satu peserta mengajukan pertanyaan tentang cara bersuci di pesawat yang tidak menyediakan air atau debu untuk tayammum. Menjawab hal ini, KH A Syahid Fanani menjelaskan bahwa dalam kondisi darurat tanpa air dan debu, jamaah dapat mengikuti kaidah fikih “likulli makaanin turobun” (setiap benda mengandung debu).
“Dalam kondisi darurat seperti ini, shalat tetap wajib dilakukan untuk menghormati waktu (lihurmatil waqti). Namun, jamaah yang junub wajib mengqodlo salatnya setelah mendapatkan air,” katanya.
Menurutnya, dalam kondisi darurat, tata cara bersuci harus disesuaikan tanpa mengabaikan prinsip-prinsip syariat. Jemaah tetap tidak diperkenankan membaca Alquran kecuali Surat Al-Fatihah, dan mereka tidak boleh menjadi imam dalam kondisi junub.
Ia mengungkapkan, pemahaman yang diberikan dalam manasik haji ini menjadi bekal penting bagi jamaah agar tidak kebingungan saat menjalankan kewajiban salat di perjalanan atau di Tanah Suci. Materi thoharoh yang dibahas secara rinci ini diharapkan membantu jamaah menghadapi berbagai situasi tanpa melanggar syariat.
“Semoga pemahaman ini menjadikan calon jemaah haji (calhaj) lebih siap menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan kedisiplinan, meskipun di tengah keterbatasan,” ucapnya.(Is)