Harga Beras Fluktuatif, Sandi Wiranata: Domainan Tengkulak Juga Tidak Sehat
kacenews.id-CIREBON-Sebaran produksi padi di wilayah Kabupaten Cirebon yang terdiri dari 40 Kecamatan, terdapat tiga Kecamatan yang menjadi sentra utama dalam produksi yaitu Kecamatan Gegesik, Susukan dan kecamatan Kapetakan.
Tiga wilayah tersebut merupakan penghasil padi terbesar di wilayah Kabupaten Cirebon. Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menyalurkan hasil panen dari petani ke konsumen akhir dengan melibatkan berbagai pihak dan tahapan, merupakan proses pada pemasaran dan distribusi padi.
Hal tersebut disampaikan Dr. Surnita Sandi Wiranata selaku pemateri dalam acara sosialisasi dan diskusi mengenai “Pemasaran dan Distribusi Padi di Kabupaten Cirebon”
Sandi menjelaskan beberapa faktor utama yang berperan penting dalam pemasaran padi yaitu, kualitas produk hal ini dilihat berdasarkan varietas, kadar air, kebersihan yang dapat mempengaruhi harga jual.
Harga padi sendiri dipengaruhi oleh waktu atau musim panen, permintaan pasar, kualitas padi dan kebijakan pemerintah. Begitupun tempat atau lokasi turut mempengaruhi dan menjadi pertimbangan dalam menentukan harga karena berkaitan dengan biaya transportasi, pentingnya promosi terutama untuk padi varietas baru atau tertentu sehingga membantu pemasaran.
Distribusi padi saat ini dilakukan dengan saluran distribusi tidak langsung, hal tersebut melibatkan beberapa stakeholder dalam rantai pasok di antaranya mulai dari petani produsen kemudian ke pedagang pengepul lalu di salurkan ke perusahaan penggilingan dan dari perusahaan penggilingan kemudian dikirim keperusahaan besar atau ke agen beras.
Untuk perusahaan besar, beras yang dikirim dari penggilingan dilakukan pengemasan dan disalurkan ke pedagang pengecer dengan berbagai jenis kemasan mulai dari yang 5 Kg, 10 Kg. Sedangkan saluran yang dari agen beras akan dikirimkan ke pedagang eceran.
Ada perbedaan harga yang terjadi ketika produk dengan kualitas yang sama tetapi menggunakan saluran distribusi yang berbeda terutama pada perusahaan besar dengan mengemas ulang kemasan maka harga jualnya lebih mahal dibandingkan distribusi yang dari agen ke pengecer langsung.
Biasanya untuk perusahaan besar memiliki segmen pasar yang berbeda dan target pasarnya adalah pasar modern, sedangkan agen yang disalurkan langsung ke pengecer lebih memilih ke segmen pasar tradisional.
Menurut Sandi, saat ini petani merasakan untung dalam bertani menanam padi pada beberapa musim lalu dan sekarang karena harga padi dirasa cukup berkeadilan, tetapi memang demikian kalau kita bicara harga padi dan beras ibarat memegang dua mata pisau yang berbeda arah.
Satu sisi ketika harga jual padi dianggap dapat menguntungkan petani tapi di sisi lain harga beras saat ini dirasakan cukup mahal oleh masyarakat.
“Kalau kita bandingkan dengan negara lain sebenarnya harga tersebut masih tergolong wajar sehingga memang harus ada solusi kongkrit oleh pemerintah sebagai pemangku kebijakan,” ujarnya.
Dilihat dari sisi distribusi di lapangan ada komponen yang ternyata mempunyai andil dalam menyumbang harga beras jadi mahal di antaranya adalah calo ataupun tengkulak.
“Apabila kita membeli padi di wilayah tertentu ternyata ada calo yang berperan dan meminta fee pembelian ketika beli padi di wilayah tertentu dan ini adalah salah satu faktor yang mengakibatkan penambahan harga jual pada beras. bahkan saat ini penggunaan jasa mesin pemotong padi tidak lepas dari pada proses pencaloan di lapangan,” terangnya
Sandi menjelaskan begaimana peran pemerintah yang begitu dominan dalam mengatur pertanian terutama pada komoditi beras seperti negara Jepang, Thailand, India, Vietnam yang tergolong ke dalam negara peng eksport beras terbesar di dunia.
Negara-negara tersebut sudah berani berinvestasi dalam riset terkait dengan komoditas padi atau beras yang unggul dan tahan terhadap perubahan musim atau cuaca sehingga dengan adanya perubahan cuaca yang terjadi pada saat ini di negara tersebut tidak mengalami gagal panen.
Acara yang dilaksanakan di Aula Dinas Pertanian setempat dibuka secara langsung Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Dr. alex Suheriyawan, dengan narasumber lainnya perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Cirebon.
Alek mengungkapkan pentingnya memahami sistem pemasaran dan distribusi padi sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Kabupaten Cirebon.
Acara tersebut di hadiri oleh koordinator penyuluh se Kabupaten Cirebon dan beberapa perwakilan petani milenial yang sangat antusias akan pentingnya memahami bagaimana distribusi dan pemasaran padi khususnya di wilayah Kabupaten Cirebon.(Dand/KC)