72 Faskes di Kabupaten Cirebon Siap Melayani Pemeriksaan HIV-AIDS
kacenews.id-CIREBON-Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mengoptimalkan layanan kesehatan khususnya dalam menangani kasus HIV-AIDS di daerahnya.
Bahkan Dinkes terus memperluas akses pemeriksaan dan pengobatan bagi pengidap penyakit tersebut di sejumlah layanan Kesehatan yang ada di Kabupaten Cirebon
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon dr Hj Neneng Hasanah menyebut saat ini terdapat 72 fasilitas kesehatan (faskes) yang telah melayani pemeriksaan HIV-AIDS di wilayahnya.
“Ada 72 faskes yang meliputi 60 puskesmas, 11 rumah sakit dan satu layanan di lembaga pemasyarakatan,” katanya usai Seminar Hari Aids Sedunian(HAS) Tahun 2024 di salah satu hotel di Kecamatan Kedawung, Senin (2/12/2024).
Bahkan, kata Neneng, layanan perawatan dukungan pengobatan (PDP) juga tersedia di 12 rumah sakit dan 13 puskesmas di Kabupaten Cirebon, sedangkan lima faskes lainnya sudah menyediakan layanan profilaksis pra pajanan (PrEP).
“Kami menargetkan seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Cirebon mampu memberikan layanan PDP pada 2024, sehingga masyarakat lebih mudah mengakses untuk pengobatan HIV-AIDS,” katanya.
Ia menyebut layanan kesehatan untuk penanganan HIV-AIDS ini tidak hanya berfokus pada upaya kuratif, namun dilakukan dengan pendekatan preventif.
Oleh karena itu, lanjut Neneng, pihaknya pun menggagas pemeriksaan HIV-AIDS bagi pasangan calon pengantin (catin) serta ibu hamil dan pasangannya sebagai bagian dari deteksi dini.
Ia berharap kasus HIV-AIDS dapat ditemukan lebih awal untuk mempercepat penanganan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
“Layanan ini tersedia gratis, mulai dari pemeriksaan hingga obat. Semakin cepat terdeteksi, pengobatan akan lebih efektif,” ujarnya.
Neneng mengungkapkan berdasarkan data dari Januari hingga Oktober 2024, terdapat 397 kasus baru HIV-AIDS di Kabupaten Cirebon.
Jumlah ini, kata Neneng, menambah total kumulatif kasus tersebut sejak tahun 2000 menjadi 3.665 kasus, dengan peningkatan rata-rata 151 kasus per tahun.
“Semakin cepat diobati, maka masa hidupnya (penderita HIV-AIDS) semakin panjang. Kami di kesehatan ini, tidak hanya fokus di populasi kunci saja tetapi populasi khusus seperti ibu hamil, dilakukan screening juga,” katanya.
Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cirebon Mochamad Syafrudin menekankan pentingnya pendekatan psikologis, untuk mendorong masyarakat yang rentan atau terinfeksi HIV-AIDS agar mau memanfaatkan layanan kesehatan tersebut.
Syafrudin menambahkan Pemerintah Kabupaten Cirebon optimistis bahwa dengan layanan yang terus ditingkatkan, upaya pengendalian HIV-AIDS akan berjalan lebih efektif dan inklusif.
“Semakin banyak kasus yang ditemukan melalui screening, semakin baik upaya pengendalian yang dapat dilakukan. Pemerintah terus berupaya memberikan pengobatan terbaik agar target nol kasus HIV-AIDS pada 2030 dapat tercapai,” katanya.(Junaedi)