Hidup yang Dirahmati
Oleh: Imam Nur Suharno
Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah Kuningan
Hidup yang dirahmati menjadi dambaan bagi setiap manusia. Dengan rahmat Allah SWT, hidup akan terasa ringan seakan tanpa ada beban. Pikiran akan menjadi lebih terang karena Sang Pencipta menganugerahkan cahaya kepada akalnya.
Jiwa menjadi lapang sebab hatinya diluaskan oleh Yang Maha Melapangkan. Pokoknya, semuanya akan serba lebih lapang dan hidup menjadi lebih tenang, nyaman, dan terang karena dipenuhi oleh cahaya keimanan menuju masa depan yang penuh kebahagiaan yang hakiki.
Siapakah orang-orang yang akan mendapatkan rahmat Allah itu? Dengan mengetahuinya, seseorang semestinya berupaya memantaskan diri. Melalui salah satu ayat-Nya, Allah SWT menyebutkan ciri-ciri orang yang akan berhak mendapatkan rahmat-Nya.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagiaan mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagiaan yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah [9]: 71).
Pertama, orang yang akan mendapatkan rahmat adalah orang yang hobinya menolong, suka membantu, dan tangannya selalu terbuka lebar untuk meringankan beban hidup orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melepaskan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskannya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa yang memberi kemudahan bagi seseorang yang sedang dalam kesulitan, Allah pasti akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa yang menutup (aib) seorang Muslim, Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu mau menolong saudaranya.” (H.R. Muslim).
Kedua, orang yang akan mendapatkan rahmat Allah adalah orang yang hobinya mengajak kepada yang makruf (hal-hal yang baik) dan mencegah kepada yang mungkar (hal-hal yang buruk). Senang jika melihat kebaikan, dan benci jika melihat keburukan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; apabila tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya; apabila tidak mampu (juga) maka ubahlah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (H.R. Muslim, Ibnu Majah, dan Nasai).
Ketiga, orang yang akan mendapatkan rahmat Allah SWT adalah orang yang mampu istikamah dalam mendirikan salat. Ia berupaya menjaga diri untuk shalat di awal waktu dengan berjamaah di masjid.
Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Mukminun [23]: 9-11).
Keempat, orang yang akan mendapatkan rahmat adalah orang yang menunaikan zakat. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” (Q.S. At-Taubah [9]: 103).
Kelima, orang yang akan mendapatkan rahmat Allah adalah orang yang selalu menaati Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (Q.S. Ali Imran [3]: 132).
Sehingga, dapat dipastikan, bagi orang yang memiliki sifat-sifat mulia seperti di atas akan dibalas dengan surga yang telah dijanjikan. Maka itu, segeralah pantaskan diri dengan sifat-sifat di atas agar layak mendapatkan jaminan yang dijanjikan.
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di Surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (Q.S. At-Taubah [9]: 72).
Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar mampu memantaskan diri dengan sifat-sifat mulia di atas sehingga layak mendapatkan rahmat-Nya. Aamiin.***