Gondongan Menyerang Warga, Dinkes Cirebon: Warga Harus Terapkan PHBS
Kacenews.id-CIREBON-Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon mencatat ada beberapa masyarakat terkena gondongan. Namun kasus penyekit gondongan tersebut masih tergolong ringan.
Hal tersebut disampaikan Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Dendi Hamdi.
Dendi mengatakan gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi biasanya menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) sehingga memicu pembengkakan.
Gejala umum saat seseorang mengalami gondongan adalah pembengkakan pada pipi dan rahang. Kelenjar parotis, yang terletak di bawah telinga, berfungsi untuk memproduksi air liur.
“Gondongan terjadi ketika kelenjar parotis mengalami peradangan akibat infeksi virus dari golongan paramyxovirus. Virus tersebut dapat dengan mudah menyebar ke orang lain melalui percikan ludah atau air liur yang keluar mulut atau hidung,” kata Dendi.
Ia menjelaskan virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia kemudian akan menetap, berkembang biak, dan menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kelenjar parotis.
Lebih lanjut, kata Dendi, penyebaran virus ini bisa dengan mudah terjadi saat menghirup percikan lendir saat penderita batuk, bersin, dan berbicara. Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya berciuman.
Menyentuh benda-benda yang ada di sekitar penderita, lalu menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Kemudian berbagi alat makan dan minum dengan penderita.
“Beberapa faktor risiko seseorang terkena gondongan, yaitu melum mendapatkan vaksin MMR untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Kemudian, tinggal atau bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus gondongan,” jelasnya.
Selain itu, kata Dendi, gejala gondongan biasanya baru akan muncul 12-25 hari setelah terinfeksi virus. Gondongan ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis dan gejala penyakit infeksi.
“Secara kasat mata, pipi terlihat bengkak, bisa hanya satu sisi atau kedua sisi. Ditandai dengan nyeri saat mengunyah atau menelan makanan. Demam hingga 39°C. Mulut kering, sakit kepala, nyeri sendi, mudah lelah, hilang nafsu makan. Ada juga penderita bahkan tidak mengalami gejala apa pun,” kata Dendi.
Penanganannya, lanjut Dendi, jika sistem imun penderita baik, gondongan dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu, yaitu mencukupkan waktu tidur dan istirahat. Memperbanyak minum air putih. Mengompres area yang bengkak dengan air hangat atau air dingin guna meredakan rasa sakit.
“Pencegahan penyakit gondongan bisa dicegah dengan memberikan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) pada anak-anak. Vaksin MMR berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit campak, gondongan, dan rubella.
Vaksin ini perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali, yaitu saat anak berusia 18 bulan dan saat anak berusia 5-7 tahun. Namun, jika imunisasi pertama belum sempat dilakukan saat usia 18 bulan, vaksin pertama masih dapat diberikan hingga anak berusia 3 tahun.
“Jika belum pernah dilakukan pada masa kanak-kanak, vaksin MMR masih dapat diberikan pada usia dewasa. Pemberian vaksin MMR untuk dewasa disarankan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus penyebab gondongan,” terangnya.
Selain itu, pencegahan gondongan juga bisa dilakukan dengan cara yaitu rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita. Menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin.
“Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bukan hanya mencegah gondongan saja. Tapi, semua penyakit insya Allah akan terhindar,” katanya.(Junaedi)