Ayumajakuning

Peringati Sumpah Pemuda, Sanggar Hujan Keruh Majalengka Gelar Festival Pecunan

kacenews.id-MAJALENGKA-Kelompok pemuda dari Sanggar Hujan Keruh, di Desa Jatitujuh Kecamatan JatitujuhKabupaten Majalengka peringati Sumpah Pemuda dengan menggelar festival pecunan untuk menjaga kelestarian sungai.

Pecunan mengambil arti kata Sunda karena asal katanya dari pek cun yang artinya pesta laut. Namun komunitas Hujan Keruh, mengartikan mengayuh perahu, yang dilakukan di Saluran Induk Irigasi Cipelang yang berada di kawasan Bendung Rentang.

Ada belasan perahu yang ikut serta dalam festival pecunan tersebut, perahu – perahu ini dihias sesuai selera peserta, ada yang menggunakan bendera, ada juga dengan karpet dan beragam warna menggunakan kertas dan mayrial yang beragam.

Perahupun dibuat dengan sangat sederhana ada yang menggunakan pelampung dengan 4 galon air yang dipasang di bagian bawah kemudian bagian atasnya menggunakan papan tipis, agar terlihat menarik bagian atasnya dilapisi kain.

Ada pula yang merakit beberapa batang bambu agar tetap bisa berada di permukaan air, namun di bagian bawahnya juga menggunakan balon air agar laju perahu lebih ringan dan lebih mudah di kayuh.

Dibagian sisi menggunakan pagar bambu berukuran pendek agar lebih indah dipandang. Ada pula yang menggunakan haisan naga.

Berbeda dengan Suharman yang benar – benar menggunakan perahu berukuran kecil yang biasa dimanfaatkan untuk mencari ikan di sungai.

Pakaian para peserta juga unik – unik ada yang baju topeng, pakaian jawara serta bajak laut. Berbeda dengan Pj Bupati Majalengka yang mengenakan baju putih hitan lengkap dengan pelampung.

Ketua panitia penyelenggara pecunan Saiful Rahmat mengungkapkan pecunan diselenggarakan dengan mengambil momentum peringatan Sumpah Pemuda sebagai upaya kampanye kebersihan sungai dari sampah dan limbah lainnya yang mengotori aliran sungai.

“Kami ingin sungai yang ada di wilayah kami benar–benar bersih dari sampah apapun agar airnya bisa dimanfaatkan para petani, air mengalir dengan lancar hingga ke hilir tanpa hambatan apapun akibat sampah.” ungkap Saiful.

Jika sungai bersih, dipandangpun menurut Saipul lebih indah apalagi aliran SI Cipelang membenatang dari Jatitujuh hingga Indramayu, yang airnya dipergunakan para petani di sepanjang aliran sungai.

“Pecunan yang kami selenggarakan di lombakan, namun yang paling penting dari kegiatan ini adalah memperingati Hari Sumpah Pemuda, kampanye kebersihan sungai sekaligus menghibur masyarakat serta menunjukan bahwa para pemuda harus punya peran di daerahnya, salah satunya menjaga kebersihan sungai,” kata Saiful Rahmat.

Dari festival tersebut juga diharapkan pihaknya bisa mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. Terbukti setelah dua kali diselenggarakan dialiran sungai tidak lagi ada sampah rumah tangga, bahkan helikopter yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk BAB kini bersih tidak ada satupun berdiri di pinggir aliran sungai.

Sedangkan sampah rumah tangga, sekarang ini dikelola komunitas Hujan Keruh. Setiap saat masyarakat mengirimkan sampahnya ke sanggar untuk dipilah dan dikelola.

“Fasilitas pengolahan sampah kami terima dari BBWS,” ungkap Saeful.

Pj Bupati Maajalengka Dedi Supandi mengungkapkan, festival pecunan perlu dilestarikan, dan pecunan ini akan dimasukan pada agenda kalender tahunan Pemda Majalengka.

“Ini juga menjadi peluang untuk dijadikan wisata lokal dan bisa menambah penghasilan masyarakat. Masyarakat bisa terhibur tapi juga mendapat penghasilan dari kegiatan festival ini.(Tat)

Back to top button