CirebonRayaPendidikan

UIN SSC Gelar FGD Internasional, 12 Pemikir Dunia Islam Bahas Dinamika Gender

 

 

kacenews.id-CIREBON- International Office & Partnership (IOP) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (SSC), yang juga dikenal dengan Cyber Islamic University (CIU), menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion atau FGD) internasional bertajuk ‘Gender Dynamics in the Islamic World’, yang menghadirkan para ahli dari  Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Pakistan.

Related Articles

Acara ini digelar secara virtual dengan menghadirkan 12 pembicara internasional yang merupakan pakar di bidangnya, menawarkan berbagai pandangan tentang dinamika gender dalam konteks dunia Islam.

Kegiatan  yang merupakan bagian dari upaya berkelanjutan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dalam memperkuat kolaborasi akademik internasional, bertujuan untuk mengeksplorasi relasi gender, peran perempuan, serta status perempuan dalam masyarakat Islam.

Dengan meningkatnya perhatian dunia terhadap isu kesetaraan gender, acara ini menyoroti bagaimana persoalan tersebut beririsan dengan ajaran Islam, tradisi lokal, dan tantangan modern. Setiap negara yang berpartisipasi menyajikan kerangka sosial dan budaya yang unik, memungkinkan adanya perbandingan yang kaya serta dialog lintas budaya.

Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Pusat International Office & Partnership, Lala Bumela Sudimantara, dan acara inti dimoderatori oleh Mamay Mujahid.Acara ini dihadiri pula oeh beberapa pucuk pimpinan UIN SSC, seperti Kepala Lembaga Penjaminan mutu (LPM) Ayus Ahmad Yusuf,

Kepala Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Msyarakat Faqihuddin Abdul Kodir, MA, Ketua Senat UIN SSC  Farihin, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Saifudin dan sebagainya. Ditambah 11 mahasiswa internasional dan mahasiswa yang magang di IOP (Global Engagement Team).

Di antara pembicara utama adalah akademisi dan pemimpin pemikiran, termasuk Profesor Lao Yasmin Busran (Philippines), yang memaparkan keterkaitan antara gender dan kepemimpinan keagamaan di Asia Tenggara, serta dr Rubina Akram Khan (Pakistan), yang memberikan analisis menarik tentang gerakan reformasi gender dalam masyarakat Islam konservatif dan post-kolonial. Salah satu pembahasan utama dalam diskusi ini adalah pentingnya membumikan Alquran dan Hadits dalam perspektif gender ala Islam. Penekanan pada konsep ini bertujuan untuk memastikan bahwa wawasan yang ditawarkan selaras dengan kaidah tauhid dalam Islam.

Sehingga konsep kesetaraan gender tidak hanya akan mendorong lahirnya peradaban baru yang adil bagi semua, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas masyarakat secara keseluruhan.

Selain itu, Faqihuddin Abdul Kodir dari UIN Siber Syekh Nurjati membuka diskusi dengan menekankan pentingnya dialog multiperspektif dalam memahami bagaimana isu gender ditangani dalam berbagai kerangka Islam.

Dialog internasional ini tidak hanya berupa pertukaran akademik, tetapi juga menjadi wadah untuk berbagi pengalaman praktis dan rekomendasi kebijakan. Diskusi yang berlangsung mencakup perspektif historis tentang peran gender dalam Islam hingga tantangan kontemporer, seperti dampak media digital terhadap persepsi gender dan bangkitnya gerakan perempuan yang dipimpin oleh perempuan di dunia Islam. Percakapan ini juga menyinggung bagaimana kekuatan lokal dan global membentuk ulang norma-norma gender, khususnya dalam kerangka hukum Islam.(Fa)

 

 

 

Related Articles

Back to top button