Finansial

Tradisi Guar Bumi di Majalengka Dimulai, Pertanda Masuk Musim Tanam Rendang

kacenews.id-MAJALENGKA-Sejumlah Desa di Kabupaten Majalengka sudah mulai melaksanakan guar bumi, menandakan akan dimulainya musim tanam rendeng, bahkan sebagian petani sudah mulai mengagarap lahan kering dan menanaminya terutama untuk huma.

Koordinator PPL Kecamatan Kertajati Ali Imron mengatakan ada beberapa desa yang sudah melakukan tradisi sukuran guar bumi, seperti Desa Sukamulya, Babakan dan pada Rabu (2/10/2024) guar bumi digelar warga Desa Mekarjaya.

Curah hujan memang masih minim namun naluri petani biasanya cukup kuat saat menentukan kapan harus mulai menggarap lahan jelang musim rendeng. Sehingga gelaran guar bumipun meraka lakukan lebih awal dibanding tahun 2023 kemarin.

“Kami belum melakukan himbauan kepada petani untuk memulai mengagrap lahan, namun undangan untuk pelaksanaan guar bumi sudah banyak,” kata Ali.

Ali mengaku hanya menghimbau agar para petani segera mengumpulkan KTP serta luas lahan garapan sesuai dengan SPPT untuk membuat daftar e –RDKK (elektronik – Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang berkaitan dengan pendistribusian pupuk subsidi yang harus dilaporkan ke Kementrian Pertanian.

Sebab data pendisribusian pupuk subsidi harus dilakukan dengan lengkap dan akurat sesuai e – RDKK. Maka para petani semua diminta untuk melaporkan datanya kepada ketua kelompok tani untuk segera di masukan melalui e – RDKK.

“Kalau tidak segera maka petani tidak akan mendapat bantuan pupuk subsidi,” kata Ali.

Musim Hujan Dasarian 3

Sementara itu Forescater BMKG Jatiwangi dan Kertajati Dian Angraini menyebutkan, musim penghujan di wilayah Ciayumajakuning diprakirakan baru mulai pada bulan Oktober dari 3 atau sekitar tanggal 20.

Akan tetapi menurut Dian, sebelum musim penghujan tiba, ada musim transisi, pada musim transisi ini ada turun hujan disertai petir dan angin kencang dan berpotensi terjadi angin puting beliung. Hujan umumnya terjadi sore dan malam hari dengan durasi singkat sekitar 1 hingga 2 jaman saja.

“Masa transisi ini berlangsung hampir satu bulanan, hujan durasinya sangat singkat sekitar satu hingga dua jaman saja,” ungkap Dian.

Menurutnya, karanteristik bulan Okbotebr posisi matahari tepat berada diatas wilayah Jawa Barat sehingga suhu disiang hari sangat panas, pembentukan awan sudah mulai banyak, akibatnya malam hari cenderung panas atau gerah karena tutupan awan cukup banyak

“Makanya kalau musim kemarau malam terasa lebih dingin karena tutupan awan tidak ada, sedangkan masa transisi tutupana awan lebih banyak,” ungkap Dian.

Hanya walalupun hujan mulai ada dengan durasi singkat pihaknya belum bisa mengeluarkan himbauan kapan petani bisa memulai musim tanam, yang menentukan musim tanam diserahkan kepada OPD yang menangani atau Dinas Pertanian.

“Namun kami sudah mengeluarkan prakiraan cuaca, dan mengirim buletin ke seluruh stake holder untuk menjadi bahan acuan, kapan hujan mulai turun dan berapa besar intensitasnya,” ungkap Dian.(Tat)

Related Articles

Back to top button