Pj Bupati Kuningan Paparkan Mulok Gunung Ciremai
kacenews.id-KUNINGAN-Dalam upaya menjaga dan mempertahankan ekologi Gunung Ciremai sekaligus menjaga marwah Kuningan sebagai Kabupaten Korservasi melalui pengembangan pengetahuan masyarakat dan peserta didik, sesuai perintah Penjabat (Pj) Bupati Kuningan, H. Raden Iip Hidajat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Uu Kusmana melakukan kunjungan kerja ke empat kabupaten dan kota secara bergilir.
Dengan didampingi sekretaris dinas (Sekdis) Disdikbud beserta para kepala bidang (Kabid), kasubag umum, subkoor program, subkoor keuangan, Tim Ahli Akselerasi serta Tim Penyusun Kurikulum Mulok Gunung Ciremai, Uu Kusmana mengunjungi kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Senin (23/9/2024).
Ia memaparkan secara gamblang dan memukau tentang Mulok Gunung Ciremai yang digagas oleh Pj Bupati Kuningan sebagai upaya rasa memiliki, menjaga dan melestarikan serta manfaat keberadaan gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Kurikulum tersebut sebagai pembelajaran pendidikan kesadaran lingkungan hidup berbasis kearifan lokal.
“Alhamdulillah. Kota Cirebon sangat mengapresiasi sekaligus siap menerapkan Kurikulum Mulok Gunung Ciremai. Kurikulum ini bagus sekali dalam upaya menjaga dan mempertahankan ekologi Gunung Ciremai,” ujarnya.
Ia membeberkan, mulok menjadi komponen penting dalam pembelajaran sehingga dengan bangga, dirinya memperkenalkan Mulok Gunung Ciremai sebagai pembelajaran pendidikan kesadaran lingkungan hidup berbasis kearifan lokal. Mulok ini menjadi mata pelajaran atau mata kuliah yang diterapkan di semua jenjang pendidikan di Kabupaten Kuningan sebagai bagian integral dari Kurikulum Merdeka.
Secara geografis, Gunung Ciremai berada di wilayah Kabupaten Kuningan, Cirebon dan Kabupaten Majalengka sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Sedangkan khusus Kurikulum Mulok Gunung Ciremai memiliki tiga isi utama. Pertama, muatan lingkungan alam fisikal seperti terbentuknya (Geologi), situs-situs purbakala, aneka ragam hayati dan status/keberadaan Gunung Ciremai.
Kedua, muatan lingkungan sosial ekonomi seperti peran Gunung Ciremai bagi kehidupan ekonomi masyarakat, kehidupan ekonomi warga sekitar gunung, pariwisata dan Gunung Ciremai. Ketiga, muatan lingkungan sosial budaya seperti manusia dan kebudayaan, pengaruh terhadap budaya masyarakat, pada seni Seren Taun, Cingcowong, Kawin Cai, Pesta Dadung dan seni Angklung sebagai ciri khas seni budaya masyarakat Kuningan.
“Melalui mulok ini, kami berharap para siswa lebih mengenal sekaligus mencintai lingkungan dan budaya daerah sendiri. Pengajaran Gunung Ciremai tidak hanya memperkaya wawasan namun memperkuat pula identitas dan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat Kuningan,” tuturnya.
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen pendidikan dan masyarakat Kota Cirebon untuk bersama-sama mendukung penerapan Kurikulum Merdeka dengan Mulok Gunung Ciremai. Mari jadikan pendidikan sebagai sarana membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan cinta terhadap budaya serta lingkungannya.(Ya)