Kian Sengit, Mantan Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon Pimpin Tim Pemenangan WALI
kacenews.id-CIREBON-Genderang perang politik Pilkada Kabupaten Cirebon 2024 resmi ditabuh. Dalam langkah yang mengejutkan, H. Mustofa, atau lebih dikenal sebagai Jimus, mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon, kini resmi memimpin tim pemenangan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, Wahyu Tjiptaningsih (Ayu) dan H. Sholichin yang mengusung nama WALI.
Keputusan Jimus untuk bergabung dengan kubu WALI menciptakan dinamika baru dalam pertarungan politik di Cirebon, terutama karena Ayu dan Solichin menghadapi pasangan kuat yang diusung PDIP dan Nasdem, yakni Imron dan Agus Kurniawan.
Pertarungan antara dua pasangan calon ini diperkirakan akan berlangsung sengit, dengan Jimus secara terbuka mendukung dan mengawal pasangan WALI saat pengundian nomor urut di Kantor KPU Kabupaten Cirebon.
Langkah Jimus yang beralih mendukung pasangan WALI telah mengguncang dinamika internal PDI Perjuangan. Mantan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon periode 2014–2019 itu mengaku telah mengundurkan diri dari keanggotaan PDI Perjuangan, sekaligus menyerahkan Kartu Tanda Anggota (KTA) pada 17 September 2024, tepat setelah pelantikan anggota DPRD periode 2024-2029.
“Saya resmi mengundurkan diri dari PDI Perjuangan pada tanggal 17 September 2024. Keesokan harinya, pada 18 September, saya menerima tawaran untuk memimpin tim pemenangan pasangan WALI,” terang Jimus, usai mengawal Pasangan WALI di kegiatan penetapan nomor urut paslon untuk Pilkada 2024, di Kantor KPU Kabupaten Cirebon, Senin (23/9/2024).
Keputusan Jimus ini tak hanya mengejutkan banyak pihak, tetapi juga memecah konsentrasi PDI Perjuangan di Pilkada Kabupaten Cirebon, karena peran strategis yang kini dipegang Jimus sebagai Ketua Tim Pemenangan WALI.
Pasangan WALI yang mendapatkan nomor urut 3 dalam pengundian KPU dianggap sebagai pertanda keberuntungan oleh Jimus. Ia menegaskan bahwa angka ini melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, sekaligus menjadi simbol bagi masyarakat Cirebon untuk cerdas dalam menentukan pilihan.
“Nomor urut tiga adalah simbol keberuntungan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Jika ingin masyarakat sejahtera, mereka harus memilih pemimpin yang tepat. Ini menjadi momentum bagi warga Cirebon untuk berpikir cerdas dalam memilih pasangan calon,” ungkap Jimus penuh keyakinan.
Dalam kesempatan tersebut, Jimus juga mengajak seluruh pihak untuk berkontestasi secara fair, jujur, dan adil dalam Pilkada ini. Ia mengingatkan agar tidak ada pihak yang menggunakan cara-cara kotor demi memenangkan pertarungan politik.
“Setelah penetapan nomor urut, marilah kita semua bersaing dengan cara yang sehat. Pilkada ini harus berlangsung secara jujur dan adil, tanpa menggunakan segala macam cara yang bisa merusak demokrasi,” tegasnya.
Jimus tak lupa menyoroti peran Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Pilkada. Ia meminta agar para ASN menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam dukungan politik kepada salah satu calon, apalagi dengan adanya fakta integritas yang telah ditandatangani.
“ASN harus bersikap netral, jangan sampai fakta integritas hanya menjadi seremonial. Saya tahu betul ada beberapa oknum yang sudah terindikasi memberikan dukungan kepada salah satu calon. Ini menjadi warning dari saya, karena saya memiliki banyak data terkait hal ini,” kata Jimus dengan tegas.
Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan Pilkada yang bersih dari intervensi politik agar bisa berjalan sesuai dengan prinsip fair play.
“Saya ingatkan sekali lagi, Pilkada ini harus berjalan dengan jujur dan adil. Kita semua harus menjaga proses demokrasi ini tetap bersih,” pungkasnya.
Dengan bergabungnya Jimus di barisan WALI, persaingan politik di Kabupaten Cirebon semakin memanas. Semua mata kini tertuju pada pasangan calon dan bagaimana mereka akan bertarung memperebutkan hati masyarakat dalam Pilkada yang diperkirakan akan berlangsung ketat hingga akhir.(Mail)