CirebonRaya

Nama Anak Cirebon yang Hilang

Oleh: Sukanda Cirebon
Penulis Lepas Cirebon

Jika kita ada waktu,iseng isenglah berkunjung ke balai desa setempat. Pasti di situ terpampang Daftar Pemilih Tetap untuk Pilkada serentak 2024. Kita bisa melihat nama – nama yang unik pada daftar nama tersebut. Ada nama Jawa, nama Sunda, nama Sansekerta, nama barat (Inggris , Italia), nama Arab dan sebagainya. Rasanya, kita seperti asing di tempat kelahiran sendiri, padahal kita orang Cirebon, orang Jawa Barat. Sedikit saja kita menemukan nama – nama seperti – maaf -Kasdulah, Kasan, Sarwita, Jumadi, Soleka, Carminah, Carmini, Tarkila. Turadi, Sawitri, Sutadi, Darwiyem, Kasturi, Carmadi, Miskad, Misnen, Dulsangid yang identik dengan nama asli orang Cirebon.
Sedikit juga kita menemukan nama Sunda seperti Asep, Aep, Dadang, Adang Yayan, Lilis, Euis, Mimin, Pertiwi, Sasmita, Guntur, Budi ,Wati dan Giri. Sebaliknya, dengan mudah kita menemukan nama Arab seperti Muhammad, Ahmad, Abi, Fikri, Fitri, Ramadhan, Aisyah, Asyiar, Siti, Laila, Zahra, Syifa dan Najwa. Dengan mudah juga kita menemukan nama – nama barat seperti Cintya, Cindy, Naura, Kaila, Amelia, Claudya.
Sedikitnya nama -nama Cirebon, nama Sunda atau nama Sansekerta bukan tanpa sebab.Hal Ini disebabkan dengan budaya masyarakat (orang tua) yang suka meniru sesuatu yang dilihatnya seperti sinetron. Nama – nama artis yang mereka idolakan itulah yang akan dijadikan nama anaknya, meskipun tidak tahu makna dan artinya.Tak mungkin memberi nama dengan nama tokoh antagonis. Paradigma masyarakat kita itu asal kedengarannya bahasa Arab, pasti artinya baik, padahal artinya tidak baik misalnya Bahlul, Subhat dan sebagainya.Bisa juga agar terkesan intelek dan keren maka anaknya diberi nama barat.
Memang apa arti sebuah nama seperti yang diungkapkan oleh Shakespeare dalam roman percintaan Romeo dan Juliet. Sehubungan dengan Romeo dan Juliet yang tidak bisa bersatu karena nama belakang keduanya adalah nama keluarga yang sudah lama bermusuhan bertahun tahun.Bagi banyak orang bahwa nama itu sangatlah penting karena bisa berpengaruh bagi si pemegang nama tersebut.Orang tua kita memberi nama kepada anaknya agar kelak anaknya itu menjadi anak yang baik, anak yang sukses dan anak yang bisa dibanggakan. Katakanlah nama – nama itu termasuk doa orang tua kepada anaknya.Jika kelak dikabulkan, memang itulah doa, hanya Tuhan yang berhak menentukan segala sesuatu makhluknya.Manusia hanya wajib bersyariat, salah satunya doa.

Walaupun banyak orang yang mengiyakan ungkapan Shakespeare. Namun tetap saja orang tua tidak tega memberi nama asal – asalan. Mana mungkin anak diberi nama Runtah (sampah/Sunda), Buang (piceun/Sunda). Koclak, Koplak, Goblag, dan lain-lain. Orang tua akan berusaha memberi nama yang terbaik bagi anaknya. Memberi nama yang berasal dari arab atau barat itu soal selera masing masing orang tua yang tidak bisa dilarang orang lain.
Kita sebagai manusia yang mengalami sifat bosan alias jenuh, suatu saat akan mengalaminya juga. Nama – nama yang sekarang sedang trendi, suatu saat akan tenggelam sesuai dengan situasi dan kondisi. Bisa jadi nama – nama yang sudah lenyap muncul kembali.
Pembaca kelahiran tahun 1960 hingga 1990 mungkin bangga dengan nama yang kata depannya “Su“,karena kata tersebut berarti baik. Makanya banyak nama seperti Sukarno, Suharto, Suganda, Supendi, Sukanda, Susilawati, Sunengsih, Suhardi, Suparta, Sutisno, Suyono dan lain – lain.
Suatu saat juga nama – nama asli Cirebon akan banyak di Daftar Pemilih Tetap Pemilu di balai desa kita. Bisa jadi dua atau tiga dekade ke depan.Sebagai masyarakat, apalagi muslim, siapapun namannya, mau ala Arab, ala barat atau ala mana yang penting berakhlak baik. Kadang kita miris sekaligus sedih banyak pengguna narkoba, anggota geng motor, pelaku pembunuhan, koruptor, (Muhammad, Abdul) walaupun banyak juga yang berakhlak baik.Ini terjadi karena yang bersangkutan tidak memahami nama yang diberikan orang tua.
Untuk sementara kita masih berimimpi untuk bertemu dengan anak- anak yang bernama Kacung Sanudin, Kacung Tarkawi, Kacung Dulkodir, Nok Cuminah, Nok Maslika, dan Ratminah.Kita yakin mimpi – mimpi tersebut bisa menjadi kenyataan.Wallahualam bi sawab.***

Back to top button