Opini

Lebih Dekat dengan Kehidupan Rasulullah

Oleh: Imam Nur Suharno
Kadiv Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah Kuningan

Tak terasa kini kita telah berada di bulan Rabiul Awal dan setiap bulan tersebut kaum Muslimin selalu memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam setiap peringatan tersebut dibaca kembali Al-Barzanji, sejarah kehidupan Nabi SAW. Sehingga seorang muslim semakin komitmen untuk meneladani Rasulullah SAW.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21).
Tidak mungkin seseorang meneladani jika tidak mengenalnya. Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi dalam kitab Syama’ilul Muhammadiyyah mengenalkan kepribadian Rasulullah SAW berikut sebagian kecil, sebab mengkaji kepribadian Nabi SAW itu sangat luas dan tidak mampu diurai dengan kata-kata karena sangat dalam dan luas serta penuh makna.
Nabi SAW berperawakan tidak terlalu tinggi, tidak terlalu pendek, tidak putih sekali kulitnya, tidak kecoklatan, rambutnya ikal, tidak terlalu keriting, dan tidak lurus kaku (HR Bukhari dan Muslim); dahinya lebar, alisnya panjang dan lebat, hidungnya panjang dan melengkung bagian tengahnya, bulu dadanya halus, lehernya seperti batang perak murni, tubuhnya proporsional, perut dan dadanya rata, bahunya lebar, tulang sendinya lebar, dan dadanya bidang (HR Thabrani).
Rambut Nabi SAW mencapai pertengahan kedua telinganya (HR Nasai, Muslim, dan Abu Dawud). Cara bersisir Nabi SAW, suka mendahulukan anggota tubuh yang kanan ketika bersuci, menyisir, dan mengenakan sandal (HR Bukhari dan Muslim).
Pakaian Nabi SAW yang paling disukai adalah baju gamis (HR Tirmidzi dan Abu Dawud); sepatunya berwarna hitam pekat (HR Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah); sandalnya memiliki dua qital (tali sandal yang bersatu pada bagian depannya dan terjepit di antara dua jari kaki) (HR Thabrani).
Cincin Nabi SAW dari perak dan mata cincinnya juga dari perak (HR Bukhari), cincinnya diukir tulisan Muhammad Rasulullah (HR Muslim), dan Nabi SAW memakai cincin di jari tangan kanannya (HR Tirmidzi).
Nabi SAW mengenakan sorban berwarna hitam (HR Muslim); dan beliau mengenakan sarung sampai setengah betis (HR Ahmad).
Cara berjalan Nabi SAW, beliau apabila berjalan, berjalannya tegak seolah-olah sedang menapaki jalan menurun (HR Tirmidzi dan Ahmad). Cara Nabi SAW menutup kepala, beliau menutupi kepalanya dengan kain setelah diberi minyak (HR al-Baghawi dan Baihaki).
Cara Nabi SAW duduk, beliau khusyuk dalam duduk (HR Tirmidzi, Bukhari, dan Abu Dawud). Cara makan Nabi SAW, tidak bersandar (HR Bukhari); menjilati jari jemarinya setelah makan (HR Muslim); dan makan dalam keadaan duduk (HR Muslim).
Cara bicara Nabi SAW, beliau tidak berbicara cepat, kata-katanya jelas dan tegas (HR Tirmidzi), suka mengulang kata-kata yang diucapkannya sebanyak tiga kali agar dapat dipahami (HR Tirmidzi).
Cara tertawa Nabi SAW, beliau lebih banyak tersenyum (HR Tirmidzi), kadang jika tertawa tampak gigi gerahamnya (HR Bukhari dan Muslim). Cara tidur Nabi SAW, beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya (HR Tirmidzi dan Ahmad); berbaring dengan lambung kanannya dan jika menjelang Subuh menegakkan lengannya, meletakkan kepalanya di atas telapak tangannya (HR Muslim).
Ibadah Nabi SAW, beliau salat malam hingga kedua kakinya bengkak (HR Bukhari dan Muslim); shalat Dhuha empat rakaat (HR Muslim), enam rakaat (dishahihkan oleh Syekh al-Bani), dan delapan rakaat (HR Bukhari dan Muslim).
Akhlak Nabi SAW, beliau menyambut orang dengan wajah dan pembicaraan yang hangat (HR Thabrani); suka memaafkan dan berjabat tangan (HR Ahmad dan Abu Dawud); tidak pernah mengatakan tidak jika dimintai sesuatu (HR (Bukhari dan Muslim); dan sangat pemurah (HR Bukhari dan Muslim).

Nabi SAW tinggal di Makkah setelah menjadi nabi selama tiga belas tahun, di Madinah selama sepuluh tahun, dan wafat pada usia enam puluh tiga tahun (HR Bukhari dan Muslim).
Nabi SAW wafat pada hari senin (HR Bukhari). Aisyah RA berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW menjelang wafatnya, di sisinya ada satu bejana berisi air, beliau memasukkan tangannya ke dalam bejana itu lalu mengusap wajahnya dengan air. Kemudian beliau berkata, “Ya Allah, tolonglah aku dalam menghadapi kesulitan-kesulitan kematian atau sakaratul maut.” (HR Tirmidzi).
Abu Bakar mencium Nabi SAW setelah beliau wafat (HR Tirmidzi); Abu Bakar masuk ke (kamar) Nabi SAW setelah beliau wafat, lalu ia meletakkan mulutnya di antara ke dua mata beliau, dan meletakkan kedua tangannya pada dua pelipisnya sambil berkata, ‘Oh Nabi, oh manusia pilihan, oh kekasih.” (HR Ahmad).
Berkaitan harta warisan, Nabi SAW tidak meninggalkan sesuatu sebagai harta warisan selain sebilah pedang, seekor bighal dan sebidang tanah yang dijadikan sedekah (HR Bukhari). Nabi SAW bersabda, “Kami tidak meninggalkan harta warisan. Apa yang kami tinggalkan maka ia menjadi sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar lebih dekat mengenal Rasulullah Saw dan meneladaninya sehingga layak membersamainya di surga-Nya. Amin.***

Back to top button