Air Asin di Desa Seuseupan, Penelitian Mahasiswa UIN SSC Ternyata Tak Layak Dikonsumsi
kacenews.id-CIREBON-Di tengah perbukitan hijau Desa Seuseupan, Kecamatan Karang Wareng, Kabupaten Cirebon tersembunyi sebuah fenomena yang membingungkan warga dan pendatang. Air sumur di Desa Seuseupan ini memiliki rasa asin yang cukup mencolok, sebuah keanehan mengingat lokasinya yang jauh dari laut.
Fenomena ini telah menarik perhatian berbagai pihak, dari pemerintahan desa (Pemdes) hingga mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Sekertaris Desa Seuseupan Sugeng Arya R menjelaskan, fenomena air asin ini terutama terkonsentrasi di Blok Dusun 2, Area yang dikenal yaitu Transmigrasi Lokal (Translok).
“Kami masih mencari-cara untuk solusi mengubah air ini yang rasa asin menjadi tawar,” ujar saat diwawancarai di kantor Desa Seuseupan, belum lama ini.
Meskipun sejarah pasti Desa Seuseupan masih diselimuti kabut misteri, beberapa penemuan fosil biota laut oleh warga setempat telah memunculkan teori menarik.
Beberapa penduduk percaya bahwa dahulu kala, daerah ini merupakan bagian dari teluk purba akan tetapi ada yang mengatakan dahulu ini tempat penjajahan. Teori ini, meskipun belum dibuktikan secara ilmiah, memberikan penjelasan tentative mengenai keberadaan air asin di daerah perbukitan ini.
Fenomena unik ini tidak luput dari perhatian akademisi. Baru-baru ini, sekelompok mahasiswa KKN dari Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) mengambil inisiatif program kerjanya untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut.
Mereka kolaborasi dengan Puskesling Kubang Deleg untuk melakukan analisis mendalam terhadap kualitas air di desa tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan Puskesling Kubang Deleg mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan analisis terhadapt parameter fisik, kimia dan mikrobiologi, air sumur di Desa Seuseupan dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk dijadikan air minum.
Temuan ini menimbulkan keprihatinan serius terhadap kesehatan masyarakat Desa Seuseupan. Menanggapi hasil penelitian ini, berbagai pihak kini telah merancang intervensi yang tepat sasaran.
Beberapa opsi yang sedang dipertimbangkan antara lain penerapan metode penjernihan alat sederhana, pengadaan alat filtrasi canggih seperti Reverse Osmosis (RO), serta program edukasi masyarakat tentang pengelolaan air yang aman untuk dikonsumsi.
Fenomena air asin di Desa Seuseupan bukan hanya mnjadi tantangan bagi warga setempat, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi dan kolaborasi lintas sector.
Pemerintah Desa bersama dengan pihak Puskesling Kubang Deleg dan Mahasiswa UIN SSC kini Bersatu padu mencari solusi jangka Panjang.
Salah satu rekomendasi yang mengemuka adalah perbaikan infrastruktur air bersih di tingkat desa, sebuah usaha ambisius yang diharapkan dapat mengakhiri saga air asin di Desa Seuseupan Kecamatan Karang Wareng.(Haikal/Topik/Haidar/PPL/IAIN/KC)