Finansial

Pemkab Cirebon Kebingungan Cari Solusi, Pasar Batik Trusmi Seperti Mati Suri

kacenews.id-CIREBON-Sentra ekonomi yang dulunya menjadi kebanggaan Kabupaten Cirebon, Pasar Batik Trusmi, kini tengah menghadapi masa-masa suram. Pengunjung yang semakin berkurang berdampak langsung pada penurunan penjualan, membuat para pedagang di sana semakin terpuruk. Kondisi ini yang sudah berlangsung bertahun-tahun, membuat pasar batik yang terkenal ini bagaikan ‘mati suri’.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Cirebon, Dadang Raiman, mengakui kondisi memprihatinkan tersebut. Menurutnya, Pasar Batik Trusmi saat ini memang berada dalam keadaan yang sangat lesu. Hal ini, ironisnya, sudah menjadi kenyataan pahit selama bertahun-tahun.

“Kenyataannya memang pasar batik Trusmi sudah mati suri, dan ini bukan fenomena baru. Pembeli lebih memilih berbelanja di kawasan Trusmi yang lain, bukan di pasar ini,” kata Dadang, belum lama ini.

Menghadapi situasi ini, Pemkab Cirebon tengah pusing mencari formula yang tepat untuk menghidupkan kembali pasar batik Trusmi. Dadang mengungkapkan bahwa pihaknya masih mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk kemungkinan mengintegrasikan pasar ini dengan sektor ekonomi kreatif atau menerapkan konsep lain yang bisa menarik kembali pengunjung.

Diskusi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelintbangda) juga terus dilakukan untuk mencari solusi jangka panjang agar pasar ini kembali ramai di tahun-tahun mendatang.

“Kami berharap ke depannya bisa berkolaborasi dengan sektor ekonomi kreatif. Jika terkoneksi dengan baik, mungkin pasar batik Trusmi bisa kembali hidup dan menjadi pusat aktivitas ekonomi yang ramai,” ujar Dadang.

Terkait pemeliharaan aset di Pasar Batik Trusmi, Dadang menyebutkan bahwa anggaran pemeliharaan tahun ini sangat terbatas, hanya cukup untuk memperbaiki pagar yang roboh dan melakukan maintenance lainnya. Namun, ia optimistis bahwa penataan kawasan pasar batik dapat dilakukan pada tahun ini dengan menggandeng Ruang Diskusi Cirebon (RDC) untuk membantu meramaikan kembali pasar tersebut.

DPRD Kabupaten Cirebon juga turut mendorong pemerintah daerah untuk lebih berinovasi dalam mengelola Pasar Batik Trusmi. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Hasan Basori, mengingatkan bahwa kondisi bangunan pasar yang tidak terawat menjadi salah satu faktor penyebab lesunya pasar.

Ia juga berharap bahwa RDC, sebagai tokoh intelektual di Cirebon, dapat berperan aktif dalam mengoordinasikan komunitas lokal untuk menemukan solusi yang tepat dalam menghidupkan kembali pasar batik ini.

Dengan berbagai upaya yang tengah dilakukan, harapannya Pasar Batik Trusmi dapat kembali menjadi pusat ekonomi yang dinamis dan menggeliat, serta terus menjadi ikon kebanggaan Kabupaten Cirebon.(Mail)

Back to top button