Opini

Menggeliatnya Jasa Joki dan Rusaknya Dunia Pendidikan

Oleh : Ibrahim Guntur Nuary
Dosen Lepas di Cirebon

Mungkin tidak akan ada habisnya ketika membahas dunia pendidikan yang selalu memunculkan ragam polemik yang terkadang ada solusi atau tidak ada sama sekali. Apalagi jika membahas mengenai dunia pendidikan di lingkup kampus, yang seharusnya bisa menjadi acuan untuk memperoleh ilmu yang sudah dipelajari oleh dosen yang menerangkan ilmu dengan baik atau membaca buku ajar yang diberikan oleh dosen. Itu sudah menjadi keharusan bagi mahasiswa untuk menyerap ilmu dari dosen, sehingga nanti bisa memakainya di kehidupan yang sebenarnya. Walaupun tidak banyak teori yang akan dipraktekan, tapi setidaknya beberapa hal yang dipelajari di bangku kuliah bisa berguna nantinya. Apalagi akan banyak pesaing yang mungkin lebih baik.
Dalam hal ini, mahasiswa yang notabene adalah kasta tertinggi seorang siswa dengan diberikan label ‘Maha’ seharusnya bisa memberikan kontribusi lebih untuk dunia pendidikan, minimal bermanfaat untuk dirinya sendiri. Karena menjadi seorang mahasiswa adalah privilege yang sangat luar biasa. Hal itu mesti sejalan dengan ilmu yang diperoleh di dalam kelas. Sangat penting sekali untuk mahasiswa mengaktifkan pikirannya ketika berdiskusi di dalam kelas, agar ilmunya bisa meningkat seiring perkembangan semester. Seorang mahasiswa sudah pasti dituntut untuk mampu berdiri sendiri dalam hal menyelesaikan sebuah masalah dalam konteks perkuliahan. Bisa melakukan kolaborasi dengan teman sejawat untuk mencari jalan keluarnya.
Menjadi seorang mahasiswa juga perlu banyak mengembangkan diri melalui komunitas atau mengikuti banyak seminar, agar wawasannya lebih berkembang lagi. Jadi tidak ada lagi alasan untuk menjadi mahasiswa kupu-kupu (Kuliah-Pulang), hal tersebut kurang bagus jika dilakukan terus menerus, perlu adanya aktivitas baru jika menjadi mahasiswa. Seorang mahasiswa pasti akan disibukkan dengan yang namanya tugas, mungkin sudah menjadi makanan sehari-hari. Maka dari itu, mahasiswa seyogianya harus menyelesaikan tugas dengan baik walaupun suka agak mengeluh, tapi tidak menjadi masalah. Nah, penulis mencoba mengurai masalah mengenai pembuatan tugas di kalangan mahasiswa, karena belakangan ini mulai terdengar santer menggunakan jasa joki yang pada akhirnya tidak elok dan sangat diharamkan.
Saat penulis mendengar jasa joki dalam dunia pendidikan terutama di kalangan mahasiswa agak sedikit kesal dan menggelitik. Pasalnya, marak sekali dan terang-terangan para jasa joki mengiklankan jasa-jasanya untuk mahasiswa pemalas yang tidak ingin mengerjakan tugas. Mungkin dulu para jasa joki secara sembunyi-sembunyi menawarkan jasa mereka. Namun, semakin ke sini semakin berani dan terbuka, mereka tidak takut menawarkan jasa mereka, bahkan yang lebih parah ada satu PT yang bergerak di bidang pembuatan tugas, mereka tidak malu membuat iklan dan dengan sengaja menyebarluaskan jasa perjokian tersebut. Boleh jadi mereka beranggapan bahwa jasa joki pembuatan tugas sama halnya dengan bisnis, tidak ada yang dirugikan karena kedua belah pihak sama-sama mau. Sungguh sangat tidak waras!
Bagi mahasiswa yang menggunakan jasa joki secara terang-terangan dan tidak malu untuk melakukannya, sepertinya mesti diberikan konseling untuk bertaubat, karena seyogianya kuliah sudah pasti akan mendapatkan banyak tugas dari dosen dan itu sudah menjadi konsekuensi dari kuliah. Mahasiswa diajarkan untuk menggunakan otak dan mengaktifkan pikirannya agar mampu mengerjakan tugas dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa paham seorang mahasiswa tentang apa yang sudah mereka pelajari. Selain itu, tugas juga memberikan dampak positif bagi mahasiswa untuk berdiskusi di luar jam kuliah dengan teman sejawat, agar tugas yang dikerjakan bisa mendapat nilai yang baik, karena keluaran dari tugas adalah nilai yang baik di akhir semester, terlepas dari UTS dan UAS.
Walaupun memang tidak semua mahasiswa memanfaatkan cara yang tidak baik seperti ini, tapi jikalau ada, peran dosen perlu mengingatkan dengan halus agar mahasiswa yang terjebak dengan jasa joki untuk lebih percaya diri dengan hasil tugasnya sendiri. Terkadang mahasiswa yang memakai jasa joki, mereka yang tidak percaya diri dengan karyanya, supaya mendapat nilai bagus, maka jalan terakhir adalah joki. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pintu-pintu taubat masih terbuka lebar, bagi mereka yang sudah candu dan sakau dengan perjokian, diharapkan untuk bertaubat sesegera mungkin. Sebelum pintu taubat itu ditutup oleh dosen yang mengetahui cara curang seperti itu.
Racun jasa joki harus dicarikan penawar bagi mahasiswa yang sudah kecanduan. Hal ini akan berdampak pada isi otak mahasiswa tersebut. Karena pada akhirnya otak juga perlu diberikan nutrisi baik dengan menganalisis tugas-tugas, tidak hanya tubuh secara fisik saja yang perlu nutrisi. Aktivitas kuliah tidak hanya melakukan diskusi dan melakukan tanya jawab dengan dosen tapi juga mengerjakan tugas dengan semaksimal mungkin. Tugas yang baik adalah tugas yang dikumpulkan dengan hasil sendiri tidak perlu khawatir salah dan benar. Jika ada mahasiswa yang berani berargumen bahwa jasa joki adalah baik dan solusi mengerjakan tugas yang katanya sulit, sebaiknya tidak usah kuliah!
Jasa joki adalah dosa akademik dan perlu dibinasakan. Mahasiswa tidak boleh dibuat manja hanya karena tugas yang menggunung. Tugas dapat dikerjakan dengan manajemen waktu yang baik, jadi tidak akan ada lagi tugas yang tidak bisa dikerjakan atau jalan terakhirnya adalah menggunakan joki. Pada dasarnya tugas dari dosen adalah kewajiban mahasiswa yang harus dilakukan dengan sepenuh hati. Semua tugas tidak ada yang sulit jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Hanya kemalasan yang menutupi ketidakbisaan dalam mengerjakan tugas. Setiap dosen yang memberikan tugas sudah pasti mengukur kemampuan mahasiswanya. Tidak akan ada dosen yang memberikan tugas di luar kapasitas mahasiswa yang diampunya.
Sebenarnya, mahasiswa jaman now sudah diberkahi dengan AI yang begitu canggih, super canggih. Tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk menggunakan joki, gunakan saja AI. Tentu tidak boleh secara penuh mengandalkan AI. Berdayakanlah otak dan pikiran sendiri agar lebih tajam secara pemikiran setelah lulus. Hal ini tentu agar memberikan dampak positif bagi diri sendiri yang mampu mengerjakan tugas dengan menggunakan pikiran sendiri. Apalagi jika prodi yang diambil adalah prodi yang nantinya akan menjadi seorang guru, maka mentalitas mahasiswa yang mengambil prodi keguruan harus mempunyai mental yang baik, tidak menggunakan joki untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Apa kata muridnya nanti ketika guru yang mengajar di kelas lulus karena joki. Pasti sangat memalukan bukan?
Penulis menutup tulisan ini dengan mengajak mahasiswa yang masih di semester baru dan tidak terkontaminasi dengan perjokian untuk memanfaatkan pikiran dan daya otaknya untuk mengerjakan tugas dengan hasil sendiri, akan lebih puas hasilnya jika mengerjakan tugas dengan hasil sendiri.***

Related Articles

Back to top button