Jelang HUT RI, Warga Lemahsugih Majalengka Pasang Bendera Merah Putih 1 Kilometer

kacenews.id-MAJALENGKA-Jelang peringatan HUT RI, warga Desa Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka, memasang Bendera merah putih sepanjang 1 km memanjang menutupi ruas jalan desa di pemukiman penduduk setempat.
Bendera merah putih selebar 3 m dipasang diatas ruas jalan dengan cara ditopang ratusan tiang bambu di bagian kiri dan kenan setinggi kurang lebih 2,5 meter agar tidak menganggu kendaraan roda empat yang melintas di ruas jalan tersebut.
Bendera yang diapsang memanjang diatas terlihat di foto menggunakan drone seolah membelah pemukiman warga. Pemasangan bendera dilakukan warga sebelum 1 Agustus karena masyarakat ingin peringatan HUT RI dilakukan setiap tahun dengan meriah dan tema yang berbeda.
Alasannya masyarakat di Kecamatan Lemahsugih ini memiliki keterkaitan emosinal yang kuat mengingat Desa Lemahsugih sempat menjadi markat TNI dan menjadi benteng perjuangan melawan DITII setelah Belanda dan Jepang berkuasa.
Pipik, Noni dan Dudu mengatakan, pemasangan bendera dilakukan warga secara swadaya, untuk tiang bambu sebagai penyangga juga demikian terlebih di daerahnya bambu tali cukup banyak sehinga tidak perlu membeli
“Bambu banyak milik warga, jadi gotong royong menebang untuk tiang,” ungkap Dudu.
Kepala Desa Lemahsugih Dede Sudrajat mengungkapkan, bendera tersebut dipasang mulai Blok Blok Panggilingan hingga Kampung Dukuh sepanjang kurang lebih 1 km. Pemasangan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.
Masyarakat yang ada di desanya menurut Dede sangat guyub, memiliki rasa nasionalisme yang sangat tinggi, sehingga momentum hari besar nasional selalu diperingati terlebih pada perayaan kemerdekaan.
“Di wilayah kami ini memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, mungkin bendera dengan daerah lain. Hal ini terjadi turun temurun karena mungkin desa kami ini menjadi basis perjuangan dan pernah menjadi benteng pertahanan TNI. Di desa kami dulu ada markas TNI,” ungap Dede.
Karena rasa nasionalisme yang tinggi, maka jangan pernah mencoba menyinggung atau menghina lambang negara ataupun pemimpin negara, sedikit sana menghina emosinya akan tersulut untuk membelanya.
Dijelaskan Dede, Lemahsugih disebut tempat perjuangan dan basis tentara, di Tahun 1949 sepulang TNI dari Jogyakarta, saat itu terjadi pertempuran dengan DITII mulai wilayah Pagerageung h hingga Lemahsugih
Masyarakat setempat melakukan perlawanan wakyat dengan cara menjaga desa hingga akhirnya dikirim tentara ke Lemahsugih dan di sana dibuat asrama tentara Batalyon 302.
Perlawanan heroisme masyarakat setempat untuk membela tanah airnya, hingga pemukiman warga di bakar oleh DITII ada dia kampung yang dibakar habis diratakan dengan tannah yakni di Kampung Panggilingan dan Kampung Baros yang dianggap sangat mendukung tentara sehingga dapat pembalasan dari DITII yang pembumihangusan pemukinam. “Kampung inilah yang kami pasang bendera sekarang,” kata Dede
Setelah itu tentara membuat Wala (wajib latih) , masuarakat dilatih ketentaranan dan pembelaan yang diikuti semua pemuda di lima desa, masing – masing Desa Lemahputih, Botrogojol, Cipasung Cibulan dan Bangnayang. “Setiap sore hari para pemuda dikerahkan untuk belajar bela diri,” katanya
Hingga Tahun 1962 daerah Lemahputih yang kini dipecah dua menjadi Desa Lemahputih dan Lemahsuguh, ditempatkan sebagai basis pertahanan darigangguan keamanan. “Kalau ada DI naik ka Lemahputuih dipegat di Panggilingan,” ungkap Kepala Desa
“Suatu saat terjadi penyerangan DITII yang datang dari Guranteng dan sekitarnya ke Lemahputih, hingga hanya ada regu berjumlah 10 orang bertahan diperbukitan Margajaya sambil mundur ,” tambahnya.
Kini di pertigaan desa juga oleh Kodam III Siliwangi dibangun minumen tentara yang tengah memegang bendera, untuk mengingatkan bahwa di Desa Lemahsugih terdapat bekas perjuangan TNI bersama rakyat.
Karena latar nelakang itulah masyarakat Desa Lemahputuh dan Lemahsugih setiap tahun saat tiba 17 Agustus merayakan hari kemerdekaan dengan peran serta seluruh masyarakat termasuk memasang bendera yang tahun ini dipelopori pemuda Sutandi yang memasang kain merah putih sepanjang 1 km.(Ta)