Ayumajakuning

Ribuan Warga Antusias Nonton “Argalingga Memeluk Senja”

Film Karya Anak Muda Majalengka Diprakarsai oleh H. Aceng Sunanto

kacenews.id-MAJALENGKA-Ribuan warga lakukan nonton bareng layar tancap di Lapangan GGM Majalengka, sebuah film karya anak muda Majalengka berjudul “Argalingga Memeluk Senja” yang mengambil setting berbagai kawasan wisata Majalengka, Sabtu (27/7/2024) malam.
Pergelaran layar tancap seolah menjadi nostalgia bagi mereka yang diusianya terbiasa menonton layar tancap Apalagi masyarakat kini haus hiburan. Di era tahun 80 han, layar tanncap merupakan salah satu hiburan favorit masyarakat dan kehadirannya selalu ditunggu apalagi jika gratis karena disposori jamu. Istilah mimbar alias gerimis bubar.
Film yang diproduseri Zaki Rizki Rabbani, dengan pemeran utama bintang kawakan Ayu Azhari didukung Finn Bramasta, Isabel Azhari, Elsya H Syarief, Boy Permana, Uliel Kurniawan, Menco Hidayat, Mia Nurma, Enka, Habib Ridho. Dari nama nama di atas ada beberapa pemain yang hadir langsung nobar bersama di GGM.
Nonton bareng film ” Argalingga Memeluk Senja “di prakarsai oleh H.Aceng Sunanto, selaku Owner LS Skincare sekaligus yang juga Bakal Cabup atau Bacawabup Majalengka yang sengaja mengadakan nobar ini untuk mengajak anak muda agar kembali mencintai dunia perfilman terutama film hasil karya putra Majalengka.
“Ini hiburan rakyat, selain hiburan banyak masyarakat yang bisa mengais rejeki. Ada banyak pedagang makanan, mainan, juru parkir,” ujar Aceng Sunanto .
Aceng ingin memberikan hiburan segar kepada masyarakat, juga bisa membangkitkan ekonomi masyarakat melalui UMKM, juga mempromosikan wisata alam Majalengka ke dunia luar melalui karya film yang di prakarsai kaum milenial.
Executive Produser film Argalingga Memeluk Senja, Aceng Sunanto mengatakan, hadirnya layar tancap diharapkan mampu memberikan ruang hiburan bagi warga Majalengka yang merindukan kehadiran bioskop atau bahkan untuk bernostalgia ke tahun 80 han dengan menonton film melalui layar tancap.
“Tujuannya acara ini tuh memang untuk memberikan ruang hiburan bagi warga Majalengka,” sebut Aceng.
Aceng juga berharap kegiatan yang digelarnya dapat menstimulus anak muda Majalengka yang bergelut dalam industri kreatif untuk memberanikan diri menghadirkan promosi filmnya lewat layar tancap.
“Mudah-mudahan anak muda Majalengka termotivasi dengan kegiatan ini. Apalagi yang memang senang dengan industri film, bisa jadi acara ini semacam trigger,” imbuhnya.
Pemilihan tempat Lapangan GGM, Aceng menilai sarana prasarana yang dihadirkan Pemkab Majalengka harus diaktivasi dengan kegiatan-kegiatan kreatif anak-anak muda.
“Anak muda Majalengka jangan hanya jago mengkritik pemerintah, tapi harus berani juga menunjukkan bahwa kita punya frekuensi yang sama memajukan kota tercinta dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,” ungkap Aceng.
Produser Film Zaki Rizki Rabbani mengaku bersyukur kehadiran film ini disambut antusias masyarakat, yang penontonya hingga ribuan orang memenuhi lapang GGM.
Filmnya mengisahkan perjuangan anak – anak muda Majalengka yang ingin bangkit dan mapan mealui wiraswasta, yang dibalut kisah cinta. Untuk meraih sukses tidak mudah ada proses dan kerja keras yang harus dilalui, bahkan tak sedikit rintangan. Namun berkat keuletan mereka kaum muda bisa berhasil dalam mengejar sebuah cita cita.
“Film ini dinilai menginsfitasi banyak pemuda di Majalengka karena banyak yang bisa diperbuat seperti yang ditunjukan dalam film tersebut. Alhamdulillah karya kami disambut positif oleh warga Majalengka, dan Insya Allah tidak lama lagi kami akan menggarap film berlatar belakang horor,” pungkas Zaki.
Rizki Tiasri dan Trisma Asmiranti yang hadir di GGM mengungkapkan, pada pertunjukan layar tancap tidak skedar menghibur masyarakat yang haus hiburan, namun pada film tersebut juga mengambil setting kawasan wisata Majalengka.
Di sini ada promosi wisata yang bisa menarik penonton luar Majalengka untuk datang menikmati keindahan alam Majalengka. Selain itu pada isi film ada pesan moral bagi anak muda ataupun masyarakat perihal perjodohan, dan bagaimana seseorang ketika terlibat utang rentenir yang tak mampu bayar.
Siapa yang harus mengintervensi masyarakat ketika butuh modal, bagaimana masyarakat bisa hidup sederhana. Menurut Trisma yang tak kalah pentiang juga adalah adanya layar tancap, mampu membangkitkan ekonomi masyarakat, ada banyak pedagang kaki lima yang berjualan dan jualanya habis. Itu artinya ada pertumbuhan ekonimi yang nilainya cukup besar.(Tat)

Related Articles

Back to top button