Finansial

Petani Majalengka Mengeluh, Harga Komoditas Sayuran Anjlok

kacenews.id-MAJALENGKA-Petani di Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka mengeluhkan harga tomat dan komoditas sayuran lainnya yang anjlok sehingga banyak petani yang merugi hingga jutaan rupiah karena modal yang dikeluarkan tidak sebanding dengan harga jual produksi tani.

Menurut keterangan salah seorang petani di Blok Cakrawati, Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih, harga tomat ditingkat petani saat ini hanya mencapai Rp 1.500 per kg bahkan sepuluh hari sebelumnya harga tomat di tingkat petani sempat mencapai Rp 500 per kg.

Harga sebesar Rp 1.500 per kg tidak bisa menutupi biaya produksi yang dikeluarkan para petani, karena harga obat pembasmi hama serta harga pupuk cukup mahal, terutama fungisida dan pestisida. Karena tanaman tomat butuh banyak obat pembasmi hama yang setiap waktu dilakukan penyemprotan.

“Biaya produksi satu pohon bisa mencapai Rp 2.000, itu meliputi pupuk, bibit, obat belum termasuk petani yang terus menrus merawat tanaman serta peti kemas, karena tomat butuh peti kemas berbeda dengan jenis sayuran lain, jadi kalau harga jual hanya Rp 1.500 per kg maka petani akan sangat rugi, apalagi ketika harga hanya Rp 500 sekitar 20 hari lalu,” ungkap Jojo.

Tak henar menurutnya ketika harga tomat hanya Rp 500 per kg, banyak petani yang mengubur tomatnya karena jika dipetik dan dijual maka petani akan lebih merugi. Menurut Jojo, baru bisa menutupi biaya produksi manakala harga diatas Rp 2.500 per kg.

“Petani tomat mah sedang berduka,” katanya

Bagi petani tomat, musim kemarau biaya produksi akan tinggi karena harus menyirami tanamannya, sementara sumber air minim sehingga setiap hari satu persatu tanaman harus di siram dengan emrat. Sebaliknya dimusim penghujan hama tanaman sangat tinggi terutama ulat dan jamur sehingga penyeprotan bisa dilakukan dua kali dalam sehari.

Senada disampaikan Dudu dan Nene petani lainnya, karena murahnya harga tomat banyak petani yang membiarkan tanamannya tidak dirawat dan membebaskan masyaraat untuk memetik di kebun. “Sekarang mah mending harga sudah naik lagi,” ungkap Dudu.

Saat ini menurut Nene, harga tomat ukuran besar Rp 1.500, tomat permata seharga Rp 5.000 dan tomat ceri lebih murah lagi karena tomat ceri jarang ditanam petani, konsumennya hanya kalangan tertentu.

Menurut mereka harga jual produksi tani holtikultura yang rendah tidak hanya terjadi pada konditas tomat, namun juga labu siam. Harga labu siam jenis acar (kecil) hanya laku seharga Rp 5.000 per kg, padahal biasanya mencapai Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per kg. Untuk labu jenis ab harganya Rp 2.700 per kg, dn seharga Rp 1.700 per kg dan to atau labu berukuran besar hanya laku Rp 600 per kg.

“Harga yang tetap tinggi itu hanya bawang daun, sekarang di tingkat petani masih Rp 20.000 per kg, sayangnya jarang yang tanam karena harga bibitnya lumayan mahal,” ungka Dudu.(Tat)

Related Articles

Back to top button