Di Nescafa, Ribuan Santri Bina Insan Mulia Baru Dimanjakan Charly Van Houten
kacenews.id-Sebanyak 1500 santri baru Pesantren Bina Insan Mulia antusias mengikuti kegiatan New Student Camp Festival (Nescafa) 2024 yang berlangsung di bumi perkemahan Sidomba Kuningan, belum lama ini.
Kegiatan yang digelar selama tiga hari tersebut, disemarakkan oleh penampilan artis-artis ternama seperti Carly Van Houten, Diana Sastra, Anik Arnika dan grup band Rumput Laut, yang menghadirkan hiburan meriah bagi para santri.
Nescafa merupakan bagian dari rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Pesantren dan Sekolah (MPLPS), yang dipuncaki dengan api unggun serta pesan-pesan penting dari Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH. Imam Jazuli.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Imam Jazuli menyampaikan pandangan mendalam tentang identitas santri dan kehidupan di pesantren. “Santri adalah individu yang melek literasi. Oleh karena itu, setiap santri baru akan digembleng dengan bacaan Al-Quran sebelum mengikuti program tahfidz dan ilmu lainnya,” kata Kiai Imam Jazuli, mengutip pendapat ahli seperti Cak Nur dan John L. Esposito.
Kiai Imam Jazuli melanjutkan bahwa santri adalah orang yang belajar dan mengajarkan agama, serta mengikuti kiai. “Tujuan belajar agama adalah akhlak, baik kepada sesama makhluk maupun kepada Sang Khalik. Santri harus memiliki akhlak yang diambil dari lafadz santri dalam bahasa Arab,” ujarnya.
Menurut dia, huruf-huruf dalam kata “santri” memiliki makna khusus. Sin atau Sabikuna bil Khoirat berarti pelopor kebaikan, Nun atau Naibul Ulama berarti penerus ulama, Ta atau Tarikul Ma’ashi berarti orang yang meninggalkan maksiat, dan Ra atau Roghibun bil Khairat berarti pecinta kebaikan.
Kiai Imam Jazuli juga menegaskan bahwa Pesantren Bina Insan Mulia bukanlah penjara suci yang penuh pengekangan. “Jika kalian berpikir pesantren itu seperti penjara, hilangkan pikiran tersebut. Banyak hal yang dilarang di pesantren lain, dibolehkan di sini,” tegasnya.
Penulis buku “Terobosan Pesantren Memimpin Perubahan” (2022) ini memberikan contoh-contoh kebebasan di Pesantren Bina Insan Mulia yang disambut riang oleh para santri baru. Hal-hal seperti menonton TV, membaca novel atau komik, menonton film, menggunakan internet, memakai celana jeans, bermain band, fashion, dan berhias, justru didorong di pesantren ini.
“Kalian nanti akan saya traktir nonton film di 21 Cirebon,” seru Kiai Imam, disambut tepuk tangan meriah.
Menurutnya, semua kegiatan yang tidak dilarang syariah dan tidak terbukti secara ilmiah menghambat pembelajaran, dibolehkan di sini. “Pesantren ini adalah tempat kalian berkembang dan mengeluarkan kehebatan untuk meraih cita-cita tinggi,” ujarnya, menyemangati para santri.
Di akhir sambutannya, KH. Imam Jazuli menekankan komitmen Pesantren Bina Insan Mulia untuk mencetak generasi yang berkontribusi strategis pada pembangunan Indonesia.
“Kalian semua adalah calon pemimpin masa depan: ahli agama, birokrat, politisi, profesional, dan eksekutif BUMN. Tahun ini, 136 kakak kalian melanjutkan ke kampus internasional dan 81 ke PTN dalam negeri,” ujarnya, disambut antusias oleh para santri baru.
“Intinya, nyantri di Pesantren Bina Insan Mulia itu bermain tetap jalan, namun fokus pada belajar,” pungkas Kiai Imam Jazuli sebelum mengakhiri sambutannya.(Mail)