Finansial

Hama Tikus Mengganas, Petani Majalengka Mulai Kewalahan

kacenews.id-MAJALENGKA-Serangan tikus atau si monyong di wilayah Kabupaten Majalengka mencapai ratusan hektare, kondisi terparah berada di 9 kecamatan. Karena serangannya ganas sebagian petani membiarkan kondisi tanamannya tidak dipelihara.

POPT berpendapat, serangan tikus atau si monyong yang terjadi sekarang ini karena tikus sedang menjalani pase berkembang biak sehingga keluar dari sarang mencari makanan sebagai bekal kawin dan berkembang biak.

Serangan tikus menurut keterangan sejumlah petani lebih sulit dibasmi dibanding serangan hama sundep, penggerek batang atau bahkan wereng yang dikenal ganas dan perkembangbiakannya sangat cepat. Cepat juga merusak tanaman padi karena wereng berada di dalam rumpun.

“Kalau hama wereng, atau penggerek batang mah bisa di semprot, kalau tikus pan teu bisa,” ungkap Usman petani asal Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati.

Serangan tikus menurutnya lebih ganas dan sulit di basmi, selain menyerang malam hari tikus bisa merusak tanaman cukup luas dalam semalam. Tikus menyerang tanaman padi di tengah sawah sedangkan hama lain bisa menyerang secara merata.

Hal senada disampaikan Eneng petani lainnya, yang paling parah serangan tikus jika terjadi diusia tanaman sudah menginjak sebulan lebih atau dua bulanan. Tanaman padi tidak bisa ditolong karena pertumbuhannya sudah besar.

“Ketika tanaman rusak tidak akan akan tumbuh tunas baru, paling juga mati. Kerugianpun akan lebih besar,” katanya.

Wais petani di Desa Wanasalam, Kecamatan Ligung mengaku pasrah tanamannya diserang tikus. Membasmi tikus berbeda dengan membasmi hama biasa. Harus dilakukan bersama – sama, selain itu walaupun dibasmi akan datang tikus dari luar yang menyerang tanaman.

Karena menurutnya serangan tikus yang vterjadi sekarangpun diduga bukan berasal dari Ligung melainkan tikus yang bermigrasi.

Mereka mengatakan, pesimis pada MT II tanaman padinya bisa dipanen, karena kondisi tanaman yang rusak. Jikapun bisa dipanen hasilnya tidak mencapai setengahnya dari biasa.

Para petani menegluh karena tahun ekmarin terkean el nino, tahun ini serangan tikus mengganas, ditambah kekeringan. Jika petani terus dilanda masalah maka produksi akan menurun. Petani yang harusnya memiliki cadangan pangan kedepan petani harus membeli beras seperti masyarakat lain yang tidak bertani.

“Biasanya kami setiap tahun tidak membeli beras, tahun kemarin karena kekeringan kami harus beli beras, tahun ini juga kemungkinan sama karena sawah diserang tikus, dipastikan tidak akan bisa panen,” kata Wais.

Para petani menyebut, walau aneh petani harus membeli beras, tapi itu benar– benar terjadi sejak tahun kemarin, tahun inipun kemungkinan bakal terjadi karena petani tidak akan punya cadangan pangan.

Koordinator POPT Engkus Kusnadi menyebutkan, serangan tikus yang terjadi pada tahun ini karena tikus sekarang sedang berkembang biak. Sebelum tikus kawin biasanya butuh makanan agar tubuh kuat.

Karena persiapan kawin maka tikus–tikus keluar dari sarangnya dan menyerang tanaman, setelah kebutuhannya terpenuhi tikus kembali ke lubang dan menutup sarangnya.

“Tikus itu ada pase berkembang biak, kawin. Nah sekarang ini tengah pase berkembang biak makanya mereka mencari makanan untuk memenuhi kebutuhannya. jadi ini bukan siklus 8 tahunan seperti yang dikatakan petani,” ungkap Engkus.

Perkembangbiakan tikus sangat cepat, bioekologinya dalam satu pasang bisa beranak 6 hingga 18 ekor. Setelah lahir masa nipas tiga atau dua hari kemudian kawin lagi maka perkembang biakan begitu cepat.

Tilus selama ini lebih banyak meneyerang sawah di bagian wilayah Utara Majalengka. Tikus bersarang di pematang sawah, tanggul irigasi, tanggul tol, semak belukar sehingga tempat – tempat tersebut tidak terdeteksi oleh petani

“Karakteristik tikus bergerombol arahnya satu jalur,” katanya.

Tikus sedikit sulit dikebalikan berbeda dengan hama padi lainnya, karena tikus menyerang di malam hari, siangnya kembali kesarang.

Dia menyebutkan, pihaknya terus mengupayakan pembasmian tikus melalui pengemposan, gropyokan, umpan racun serta sekarang diupayakan dengan burung hantu.(Ta)

Related Articles

Back to top button