Finansial

Petani Majalengka Merugi, Serangan Tikus Rusak Ratusan Hekrate Sawah

kacenews.id-MAJALENGKA-Serangan tikus di wilayah Kecamatan Ligung merajalela dan sulit diatasi walaupun dibasmi dengan beragam cara, akibatnya ratusan hektare sawah yang baru ditanami beberapa hari rusak parah, dan akirnya sebagian petani membiarkan sawahnya tanpa dirawat.

Akibat serangan tikus, diperkirakan banyak petani yang mengalami gagal tanam dan gagal panen. Para petani setempat menyebut, serangan tikus yang demikian ganas merusak sawah yang baru tandur ini adalah siklus 8 tahunan. Karena di luar siklus 8 tahunan walaupun terjadi serangan tidak seganas yang terjadi sekarang.

Menurut keterangan sejumlah petani di Desa Ligung, tikus mulai menyerang areal sawah begitu bibit ditanam atau baru di tandur pada awal Juni lalu. Batang dan pucuk muda digerogoti hingga tanaman benar – benar gundul.

Daun padi rusak berserakan di permukaan tanah, bahkan ada tanaman yang tercerabut hingga sisanya mengambang.
Para petani berusaha untuk menanami kembali atau diayuman namun esoknya tanaman sudah rusak kembali.
“Sekarang banyak areal sawah yang dibiarkan tidak dipelihara karena serangannya cukup mengganas,” ungkap Awok petani di Desa Ligung.

Menurut Awok serangan tikus seperti ini terjadi juga delapan tahun silam. Untuk membasmi tikus menurut Anas petani lainnya, banyak petani yang melakukan gropyokan, ada juga yang melakukan pengemposan dengan blerang yanga sapnya masuk ke lubang, ada juga yang membasmi dengan racun tikus yang dicampur dengan makanan dekat lubang tikus serta di sejumlah titik pematang sawah.

Dengan dibasmi tikus – tikus banyak yang mati, namun malamnya serangan lebih banyak lagi. Petani menyebut tikus yang mati satu ekor, yang datang menyerang sebanyak lima ekor. Akibatnya kondisi tanaman padi semakin rusak.

Lili menyebut, walaupun musim kemarau diwilayahnya masih tersedia air berbeda dengan wilayah Jatitujuh atau Kertajati, karena aliran air di sungai masih tersedia sehingga bisa diupayakan dengan pompa, hanya yang dikeluhkan petani Ligung adalah hama tikus,

Kepala Desa Leuweunghapit, Didi Suryadi membenarkan munculnya serangan tikus yang demikian ganas. Areal sawahnya semua dibiarkan tanpa diurus karena serangan tikus kini dipelihara kembali dengan harapan bisa menghasilkan.
“Karena serangannya cukup ganas, ya banyak petani yang membiarkan sawahnya tidak dipelihara. Karena sudah berulang kali ditanami rusak lagi diserang tikus,” ungkap Didi.

Usia tanaman yang terkena serangan hampir merata sejak sawah ditanami pada MT II, sekarang usia tanaman ada yang sudah berusia 1 bulan ada juga yang 1,5 bulan bahkan ada yang baru berusia seminggu setelah di tanam ulang.
Sejumlah petani menyebutkan, serangan tikus yang terjadi sekarang ini adalah siklus 8 tahunan, yang biasa terjadi setiap 8 tahun sekali. Makanya hama tikus sulit dibasmi walalupun dengan beragam cara.

Areal serangan yang paling parah di kecamatan Ligung ini menimpa sawah di Desa Ligung, Majasari, Leuweunghapit dan Kedungkancana. “Ya yongan di empos, digropyokan, di obat, tikus mah dapat banyak, tapi yang datang menyerang lebih banyak. Kata wong kene sih mati satu datang lima,” ungkap Ilyas petani Desa Ligung.

Koordinator POPT Kabupaten Majalengka Engkus Kunadi membenarkan mengganasnya serangan tikusndi wilayah Kecamatan Ligung. Namun dia belum bersedia menyebutkan berapa luas areal sawah yang diserang.

Tikus sekarang lagi menyerang beberapa kecamatan tapi sudah ada upaya diantaranya dilakukan dengan cara geropyokan, pengemposan lubang tikus, pengumpanan dengan rodentisida, sanitasi lingkungan. Dan sekarang ada upaya lain dengan pemasangan Rubuha (Rumah burung hantu) di tiap desa.”Betul hanya luasnya masih kami data,” ungkapnya.(Tat)

Related Articles

Back to top button