CirebonRaya

560 Pengasuh Ponpes Se-Jabar Kembangkan Kompetensi Pesantren Lewat Workshop

Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon Tebar Banyak Hadiah

kacenews.id-CIREBON- Sebanyak 560 Kiai dan bu Nyai yang merupakan pengasuh pondok pesantren di Jawa Barat (Jabar), antusias mengikuti workshop pengembangan pesantren di Joglo Agung Pesantren Bina Insan Mulia, belum lama ini.

Bahkan, workshop bertema “Pengembangan Kompetensi Pesantren Menghadapi Perubahan Disruptif” ini menjadi magnet bagi para pengasuh pesantren dari berbagai daerah lainnya juga, seperti dari Banten, Jakarta, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Menurut panitia, workshop ini awalnya ditargetkan untuk 500-600 peserta, namun peminatnya membludak hingga lebih dari 800 orang. Untuk mengakomodasi peserta tambahan, panitia menyiapkan tempat khusus di luar Joglo Agung.

Beberapa pesantren besar yang turut berpartisipasi antara lain Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, Al-Mizan Majalengka, Walisongo Lampung Tengah, Miftahul Huda Al-Musri Cianjur, Darul Ma’arif Indramayu dan banyak lagi.

Workshop ini menghadirkan KH. Imam Jazuli, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, sebagai narasumber utama. Workshop di bagi dalam empat sesi untuk mengefektifkan jalannya acara.

Pada sesi pertama, peserta diberi pemahaman tentang perubahan disruptif yang tengah melanda dunia dan dampaknya terhadap pesantren. “Perubahan disruptif adalah perubahan yang mengacaukan tatanan hidup. Banyak perusahaan atau lembaga yang dulunya hebat, kini kalah karena tidak siap menghadapi perubahan,” jelas KH. Imam Jazuli di kesempatan kegiatan itu.

Menurutnya, pesantren harus siap berubah untuk menghadapi tren baru dan harapan dari para wali santri.
Pada sesi kedua, workshop menampilkan sesi sharing dan learning tentang inovasi yang dilakukan oleh Pesantren Bina Insan Mulia untuk merespons perubahan.

Peserta sangat antusias mendengarkan pengalaman langsung dari Kiai Imam Jazuli, yang menceritakan bagaimana pesantren tersebut berkembang pesat sejak didirikan pada 2013 dengan fasilitas minim hingga kini memiliki lebih dari 4000 santri.

Sesi ketiga membahas langkah-langkah praktis dan konseptual untuk menghasilkan inovasi melalui transformasi lembaga. Peserta diberikan dokumen QMS (Quality Management Standard) yang bisa diadaptasi sesuai kebutuhan.

“Kami ingin berbagi rahasia sukses kami karena kami ingin semua pesantren sukses menghadapi perubahan disruptif ini bersama-sama,” ujar Kiai Imam Jazuli.

Selain itu, peserta juga mendapatkan buku “Terobosan Pesantren Memimpin Perubahan” karya Kiai Imam Jazuli sebagai bacaan pendukung untuk para pengambil keputusan di pesantren.

Sesi keempat di isi dengan prosesi pengijazahan wirid dan tirakat Dalailul Khairat, sebuah jalan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. “Untuk melakukan inovasi, kita butuh jalur darat dan jalur langit. Dalail adalah cara jalur langit untuk mendapatkan pertolongan Allah dalam perjuangan,” kata Kiai Imam Jazuli.

Sebagai penutup, panitia memberikan kejutan berupa pembagian hadiah untuk peserta yang beruntung. Hadiahnya antara lain menginap di hotel ASTON di seluruh Indonesia untuk 10 orang, liburan ke Malaysia untuk dua orang, dan umrah untuk satu orang. Panitia juga merencanakan workshop tahap kedua untuk tim operasional dari pesantren yang telah mengikuti workshop tahap pertama ini.(Mail)

Back to top button