CirebonRaya

KPU Lakukan Coklit kepada Keluarga Besar Sultan Kasepuhan

kacenews.id-CIREBON-KPU Kota Cirebon didampingi KPU Provinsi Jawa Barat melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) terbatas terhadap keluarga besar Sultan Kasepuhan, Kamis (4/7/2024). Coklit terhadap keluarga Sultan Kasepuhan dilakukan di Dalem Arum Keraton Kasepuhan. Dalam coklit ini, rombongan dari KPU diterima langsung oleh Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat.

Keperluan Coklit ini dilakukan sebagai data pemilih untuk Pilkada serentak 2024.

Komisioner KPU Kota Cirebon Divisi Perencanaan, Data dan Informasi, Yogi Maulana Malik bersyukur sudah diterima dengan baik oleh keluarga Sultan Kasepuhan. Yogi berharap, kegiatan Coklit ini berjalan lancar dan sesuai rencana. Menurutnya, data Coklit di Kota Cirebon yang sudah selesai yakni mencapai 84 persen dari jumlah DP4 yang diberikan oleh Kemendagri.

“Harapannya Minggu ini sudah selesai 100 persen untuk warga Kota Cirebon yang sudah tercoklit,” kata Yogi.

Coklit sendiri dilakukan selama 30 hari, terhitung dari 24 Juni hingga 24 Juli mendatang. Menurutnya, angka 84 persen tersebut dari 524 TPS yang tersedia di Kota Cirebon. Yogi menilai, angka tersebut merupakan salah satu yang tertinggi di Jawa Barat. Ia juga mengatakan, dalam satu TPS, maksimal 600 pemilih. Sementara untuk Pantarlih, untuk TPS yang jumlah DPTnya di atas 400 maka terdapat dua petugas Pantarlih. Sedangkan untuk DPT di bawah 400, maka hanya ada satu petugas Pantarlih.

“Tapi kita lihat juga tipologi dan keadaan geografis masyarakatnya. Karena kalau memang adanya 300 atau 400 pemilih, ya sudah,” kata dia.

Untuk Rumah Tahanan (Rutan) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Yogi mengatakan, KPU sudah melakukan koordinasi untuk penempatan TPS. Saat ini, KPU sendiri masih melihat data warga Jawa Barat dan Kota Cirebon yang ada di Rutan maupun Lapas. Setelah melakukan pendataan, menurutnya, maka KPU akan menentukan jumlah TPS.

“Dari kemarin sudah koordinasi, kemungkinan dua TPS di Lapas. Di sana itu ada sekitar 900 binaan Jawa Barat, tidak memungkinkan satu TPS di Lapas. Di Rutan belum selesai melihat data. Untuk di rumah sakit baru dijadwalkan minggu depan semoga memungkinkan di rumah sakit ada TPS,” imbuhnya.(Cimot)

Back to top button