Finansial

Pisang Apuy, Varietas Tanaman Lokal Majalengka yang Didaftarkan ke Kementan

kacenews.id-MAJALENGKA-Pisang apuy dengan nama latin musa paradisiaca apuy yang diyakini hanya ada di Kabupaten Majalengka kini telah terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian Kementrian Pertanian sebagai pisang lokal Majalengka.
Terdaftarnya pisang apuy sebagai varietas lokal Kabupaten Majalengka melalui no 045/A,9/05/2024 tanggal 29 Mei 2024 yang ditandatangani Dr Ir leli Nuryati MSc. Terdaftarnya varietas pisang Majalengka ini setelah diajukan oleh Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi ke Kementrian Pertanian.
Pisang apuy atau orang Majalengka menyebutnya cau apuy, didaftarkan karena memiliki kekhasan rasa dan aroma, disamping itu cau apuy hanya ada di Kabupaten Majalengka, itupun awalnya hanya ada di Blok Apuy Desa Argamukti Kecamatan Argapura.
Rasa pisang apuy ini benar – benar khas, tekturnya soft, ketika benar – benar matang pisang akan mudah lepas dari bonggolnya, rasanya manis dan yang paling khas juga adalah aroma nan wangi. Ukuran pisang ini pada umumnya lebih kecil dari pisang – pisang lain pada umumnya.
Ukuran panjang pisang diperkirakan hanya sekitar 10 cm dengan diameter antara 2,5 cm hingga 3 cm saja. Warna kulit pisang hampir menyamai pisang raja cere atau ada juga yang menyebut raja dengkel, terdapat bintik kecoklatan, bedanya dari bentuk. Kalau raja cere ukurannya lebih besar dan gemuk, tidak langsing seperti pisang apuy.
Karena memiliki kekhasan rasa dan wangi, pisang jenis ini seringkali menjadi sajian untuk tamu luar kota yang datang ke Majalengka atau untuk acara – acara tertentu yang penyajiannya disatukan dengan buah – buahan segar lain.
Siapapun yang mencoba makan pisang apuy ini akan merasa ketagihan dan bisa menimatinya lebih dari dua atau bahkan 4 pisang.
Di pasar tradisional harga pisang apuy untuk ukuran besar bisa mencapai Rp 15.000 per sisir, atau Rp 10.000. Pisang ini tidak dijual kiloan namun sisiran. Itupun jarang tersedia dipedagang karena sulit diperoleh.
“Cau apuy mah sesah da jarang, ke pami aya di wartosan,” ungkap Juju seorang pedagang pisang.
Ade pedagang sayur keliling asal Desa Gunungwangi sering membawa pisang karena banyak tetanggnya yang menitipkan barang untuk dijual. “Tidak selamanya ada,” katanya.
Belum diketahui secara pasti siapa penemu pisang apuy ini, dan siapa yang pertama menanam pisang tersebut. Namun pisang apuy ini hanya ditemukan di beberapa desa wilayah Kecamatan Argapura dan Maja dan jarang sekali pisang apuy diperjualbelikan di pasar, karena pembudidayaan oleh petani tidak begitu banyak seperti halnya varietas pisang lainnya.
Rasa manis juga kemungkinan dipengaruhi oleh suhu udara pegubungan, karena Blok Apuy ini berada di kaki Gunung Ciremai.
Rasa pisang tentu akan berbeda manakala ditanam di suhu udara panas atau di wilayah dataran rendah.
Kepala Dinas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah menyebutkan, tanaman pisang varietas apuy menurut rencana akan ada perluasan tanam di sejumlah desa lainnya yang memiliki suhu udara yang nyaris sama.
“Hal ini karena suhu udara juga mempengaruhi rasa dan aroma, wanginya nanti akan berbeda apalagi rasa,” ungkap Iman.
Usia tanam pisang ini jauh lebih lama jika dibanding pisang varietas lain terlebih dengan pisang muli atau pisang cavendish. Karena pisang apuy masuk kategori pisang lokal usia tanam hingga berbuah bisa mencapai 1 tahun lebih bahkan bisa 1,5 tahun.
“Ada dua tanaman yang didaftarkan sebagai varietas tanaman lokal Majalengka ke Kementrian Pertanian, yakni pisang apuy dan bawang putih di Desa Nunuk, Kecamatan Maja,” ungkap Iman.(Tat)

Back to top button