HP Hasil Tabungannya Dijual Orang Tua, Bocah Kelas 6 SD di Cirebon Alami Depresi
kacenews.id-CIREBON-Sebuah kisah haru datang dari warga Kecamatan Kesambi Kota Cirebon Jawa Barat di mana seorang anak (12) mengalami depresi usai handphone (HP) miliknya dijual oleh orang tuanya.
Bukan tanpa sebab, orang tua menjual HP tersebut lantaran terpaksa. Hal itu, diakui orang tua untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Masalah ini menggugah banyak pihak, termasuk Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas ) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih.
Ade menegaskan, perlunya perhatian dan terapi yang berkelanjutan untuk membantu anak tersebut pulih. Ia menyoroti bahwa anak tersebut, meskipun pendiam memerlukan bantuan terapi yang konsisten untuk mengatasi kesedihan yang dalam. Dalam upaya pemulihan, pihak keluarga telah berusaha maksimal. Namun, tantangan ekonomi yang dihadapi membuat situasi semakin rumit.
“Saya meluangkan waktu untuk memahami situasi anak tersebut. Meski demikian, ada konflik internal di dalam keluarga yang juga perlu ditangani,” kata Ade.
Saat diwawancarai, ibu dari anak tersebut, SA menjelaskan bahwa keadaan ekonomi keluarga yang sulit membuatnya terpaksa menjual HP anaknya. Diakuinya, keputusan tersebut menimbulkan kesedihan yang mendalam pada sang anak, yang akhirnya berujung pada depresi.
“Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan anak saya. Dia sering menghilang, dan saat ditemukan, kondisinya selalu memprihatinkan,” kata SA.
Upaya medis dan spiritual telah dilakukan untuk membantu anak tersebut pulih. Namun, hingga saat ini, belum ada titik kesembuhan yang jelas.
Ketua RT 04 Gunungsari Bedeng, Ajat Supriyadi, mengungkapkan bahwa keluarga tersebut sudah dua kali menjual HP milik anak tersebut karena terjebak dalam kebutuhan ekonomi yang mendesak. Namun, dampaknya telah melukai kesehatan mental sang anak yang kini sering mengamuk dan bahkan kabur dari rumah.
“Dengan dorongan kebutuhan ekonomi, HP dan sepeda yang dimiliki anak itu terpaksa dijual. Namun, anak tersebut tidak bisa menerima kenyataan tersebut, dan mengalami gangguan kesehatan mental yang serius,” kata Ajat.
Menurut Ajat, kondisi tersebut terus memburuk sejak naik ke kelas 6 SD, di mana sang anak berusia 12 tahun itu mulai menunjukkan gejala depresi. Awalnya, keinginannya memiliki HP seperti teman-temannya mendorongnya untuk menabung sejak kelas 4 SD.
Namun, setiap upaya itu terasa sia-sia ketika HP yang berhasil dibelinya dijual kembali oleh orang tuanya.
Setelah melihat kondisi anaknya semakin parah, keluarga akhirnya meminta bantuan kepada RT setempat untuk mencari solusi agar sang anak dapat pulih.
Meskipun telah dilakukan upaya rawat jalan, kondisi anak tersebut malah semakin memburuk hingga sempat kabur dari rumah.
Ajat berharap agar perhatian lebih diberikan pada sang anak untuk membantunya kembali pulih dan beraktivitas normal. Pihak berwenang, termasuk petugas dari Dinas Pendidikan Kota Cirebon dan Polsek Kesambi, telah turun tangan untuk memberikan bantuan dan upaya pemulihan pada sang anak.
Di tengah kesedihan dan keprihatinan, teman sejawat dari anak tersebut, AT, juga mengungkapkan kesedihannya atas kondisi yang dialami oleh sahabatnya tersebut. Semoga dengan dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, anak tersebut dapat kembali menemukan kebahagiaan dan pulih dari cobaan yang sedang dialaminya.(Ja)