Tak Ada Solusi, Sampah Menumpuk di Seberang SDN Jatitujuh Majalengka
kacenews.id-MAJALENGKA-Sampah yang bertumpuk memanjang di pinggir jalan antara Kerjati – Jatitujuh, tepatnya di seberang Sekolah Dasar Negeri 1 Jatitujuh Desa Jatitujuh Kabupaten Majalengka dikeluhkan murid dan guru di sekolah tersebut.
Sampah yang juga berada di bantaran Sungai Cimanuk ini menimbulkan bau menyengat terlebih disaat siang hari karena beragam sampah plastik dan organik dibuang masyarakat ke lokasi tersebut sejak ber tahun – tahun.
Sejumlah warga menyebutkan, sampa tersebut dibuang masyarakat ke sana sejak lama, tak heran jika kondisi sampah sudah menumpuk dan memanjang hingga puluhan meter. Mereka yang membuang sampah asal lempar yang terkadang sampah keluar pembatas jalan.
Anisa dan Raihan dua murid SD I Jatitujuh mengaku terganggu dengan bau sampah tersebut terlebih ketika angin dari arah sungai berhembus cukup besar. Angin membawa bau sampah ke sekolah yang katanya terkadang menyebabkan pusing dan mual.
“Sampahnya bau karena kan dekat dengan sekolah, di depan sekolah,” ungkap Anisa.
Ade salah seorang guru di sekolah tersebut mengatakan bau menyengat cukup menganggu aktifitas di sekolah, karena jarak sekolah dengan tumpukan sampah sangat dekat hanya terhalang jalan raya Kertajati – Jatitujuh.
Belajar seolah berada di lingkungan TPA karena bau dan terkadang sampah kering atau sampah plastik terbang berbawa angin besar. Jika musim penghujan lalat hijau beterbangan di sekitar lokasi tersebut.
“Yang tidak tahan dengan bau sampah ya puyeng ke kepala,” katanya.
Kepala Desa Jatitujuh Abdul Kohar Muzakir mengatakan, tumpukan sampah di pinggir jalan dan Sungai Cimanuk tersebut sudah berlangsung cukup lama bahkan bertahun – tahun. Pihaknya sudah melakukan imbauan kepada warganya untuk tidak membuang sampah di lokasi tersebut. Kini menurut kepala desa, yang membuang sampah ke tempat tersebut bukanlah warga sekitar melainkan masyarakat yang berada di tempat lain yang entah dari mana.
“Sampah tersebut dibuang warga sambil lewat, mungkin sambil ke apsar atau sambil ke sawah.” ungkap Abdul Kohar.
Dia mengaku kesulitan untuk melakukan penertiban agar masyarakat tidak membuang sampah di pinggir jalan yang di bawahnya terdapat Sungai Cimanuk. Untuk penangananya butuh kesadaran semua pihak dan turun tangan dari pemerintah kecamatan juga kabupaten agar tersedia TPS atau pengolah sampah.(Ta)