Finansial

Ratusan Hektare Padi di Majalengka Diserang Hama Wereng

kacenews.id-MAJALENGKA-Ratusan hektare areal tanaman padi di Desa Pasindangan, Majalengka rusak akibat serangan hama wereng coklat, hingga tanaman mati.

Menurut keterangan sejumlah petani serangan werang tersebut mulai terjadi disaat usia padi dua minggu hingga 20 harian, namun karena serangannya cukup mengganas tanaman padi langsung menguning, daun berbintik hitam dan akhirnya mati.

Petani mengaku heran karena serangan hama langsung merata hingga hampir seluruh areal sawah di wilayahnya diserang werang. Serangannya langsung mengganas dan seolah serempak menyerang semua areal sawah.

“Padahal biasanya serangan hama wereng tidak seperti sekarang, bisa hanya satu atau dua hektare baru merembet, ini semua kena dalam satu waktu,” kata Didi salah seorang petani.

Para petani sudah berupaya menyemprot tanamannya, namun obat yang disemprotkan ternyata tidak berdampak pada kematian hama.

Ketua Kelompok Tani, Aspin mengatakan pihaknya sudah berusaha melaporkan serangan hama wereng yang demikian ganas di wilayahknya kepada PPL setempat, dan PPL sudah dua kali melakukan pertemuan dengan para petani yang areal sawahnya terkena serangan hama.

“Buat surat melalui Kepala Desa dan sudah ditindaklanjuti dengan melapor ke Kantor Penyuluh Pertanian dan Dinas Pertanian,” ungkap Aspin.

Akibat adanya serangan hama wereng, banyak petani yang terpaksa menanam mentraktor ulang sawahnya dan menanaminya kembali karena hampir seluruh tanamannya rusak, selain itu mereka khawatir jika tidak ditraktor ulang serangan wereng akan menyerang kembali karena wereng sulit dibasmi.

“Wereng kan adanya di sela tanaman padi, kalau dis emprot juga bisa sembunyi di batang,” ungkap Uum.

Kepala Desa Pasindangan Caryo menyebutkan, ada sekitar 125 hektare lahan sawah dari luas kurang lebih 160 hektare yang diserang hama wereng coklat.

Kerusakan tanamannya beragam ada yang mencapai 90 persen ada pula yang hanya 50 persenan namun pada umumnya sekitar 80 persen.

“Kami bersama kelompok tani dan petani sudah dua kali melakukan pertemuan di sawah dengan pengamat hama yang datang langsung melakukan penelitian, pertemuan dilakukan setiap hari Selasa,” ungkap Caryo, (30/4/2024).

Dari pertemuan tersebut, bagi yang tingkat kerusakannya hanya 50 persen diusahakan di pertahankan sambil sebagian ditanami kembali dan diobati dengan jalan disemprot.

Ada 5 bau yang dicoba diupayakan dipertahankan sebagai demplot untuk diuji coba dibasmi dengan jalan disemprot yang obatnya dari pihak peneliti.

“Jadi mun sato mah teu disuntik mati kabeh, diacakan diubaran, aya lima patani nu dibere obat, sabab obatna terbatas, nu datang tiheula eta nu dibere, mun kurang nya meuli sorangan dan ngan sauetik diberena ge,” ungkap Kepala Desa Caryo.

Berdasarkan hasil penelitan pihak pengamat hama dan PPL, serangan wereng yang mengganas akibat saat lahan ditraktor, jerami bekas panen belum busuk, serta ketika tandur (tanam padi) lahan langsung terkena kekeringan, sehingga hama langsung muncul.

“Jadi hama itu muncul ketika tandur terjadi kekeringan, sebelumnya saat sawah ditraktor jerami juga belum busuk sehingga muncul udara panas karena jerami belum terurai, dari sana hama tumbuh subur,” kata Caryo.

Para petani sendiri ingin melakukan percepatan tanam agar bisa dua kali tanam di tahun ini mengejar musim hujan. Namun ternyata malah hama muncul dan kerugian petanipun lumayan besar.

Karena curah hujan di wilayahnya mulai berkurang menurut Kepala Desa Pasindangan, saat ini sudha banyak petani yang memanfaatkan pompa air. Hampir semua wilayah sudah memompa air dari sungai dan memfungsikan sumur pantek.

“Pantas apa yang disampaikan pengamat hama, jerami belum terurai, muncul udara panas dari dalam tanah dan hama, karena benar saat ini banyak sawah yang sudah tidak berair, semua mompa dari sungai dan pantek (sumur),” kata Caryo yang berharap bantuan mesim pompa air untuk para petaninya.(Ta)

Related Articles

Back to top button