Opini

Bahaya Pernikahan Dini

PERNIKAHAN DINI atau menikah di bawah umur itu berbahaya karena menurut Enny Suhaeni, Kepala DKP3A Kabupaten Cirebon, bisa menyebabkan pasangan rentan terhadap konflik, berujung perceraian. Bahkan bila masih tetap bertahan dalam rumah tangganya maka dalam beberapa kasus anak hasil hubungan tersebut kerap mudah sakit-sakitan dan bertumbuhannya pun terganggu akibat giji buruk.

Memang menarik untuk dibahas terkait pernikahan dini, karena berdasarkan hasil survai di beberapa daerah kebanyakan pernikahan belum cukup umur itu dilakukan dua pihak keluarga karena terjadinya “kecelakaan” dalam arti anak perempuan hamil duluan.

Mirisnya lagi, anak itu ada yang masih sekolah setingkat SMP, SMA serta si pria umurnya tak jauh. Sehingga secara fisikologis kedua anak belum siap menikah. Ketika dipaksakan menikah dan hidup bersama maka konflik rumah tangga mulai muncul, ego yang masih kuat dan secara ekonomi jelas karena si pria belum memiliki pekerjaan.

Maka ujung-ujung muncul kekerasan mulai dari verbal hingga fisik atau yang sering disebut KDRT. Persoalan pernikahan seperti ini memang terbilang klasik akan tetapi kerap terjadi di tengah masyarakat. Dalam keadaan tersebut, orang tua dan keluarga dihadapkan dalam posisi dilematis kalau anak tidak nikahkan menjadi malu dan dianggap aib keluarga.

Kalau dinikahkan juga bagaimana? Apakah pasangan itu bisa hidup bersama layaknya pasangan rumahtangga normal. Karena anak usia dini yakni di bawah 18 tahun rentan untuk melahirkan dan mengurus anak.Sehingga akhirnya orang tua terpaksa menikahkan anak dengan cara pengajuan “dispensasi menikah” kepada pihak terkait.

Menyikapi hal ini, tentu salah satu solusi dengan cara pencegahan sejak dini. Artinya, orang tua harus terus memantau tumbuh dan kembangnya anak terutama perempuan. Terutama dalam soal pertemanan, interaksi setiap hari karena ternyata persoalan tersebut muncul akibat anak terlibat pergaulan bebas.

Naudzubillahimindzalik. Semoga kita dan keluarga kita terhindar dari kejadian dan masalah seperti di atas.***

Back to top button