Finansial

Kepala Dinas Pertanian Majalengka Sarankan Petani Lakukan Tiga Tanam Pagi

kacenews.id-MAJALENGKA-Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka sarankan petani untuk melakukan tiga tanam padi mulai tahun 2024 sekarang untuk menopang ketahanan pangan dan ketersediaan beras sebangai cadangan pangan musim kemarau.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah menyebutkan, wilayah Kecamatan Cikijing, Talaga dan Maja serta Rajagaluh, Leuwimunding serta Sindangwangi diusahakan bisa melakukan empat kali tanam padi dengan varietas yang usia tanamnya lebih pendek sekitar 100 hari.

Empat kali tanam dalam setahun karena di wilayah – wilayah ini ketersediaan air mencukupi, hampir sebagian besar lahan pertanian menggunakan pengairan teknis dan air selalu tersedia dari sumber mata air.

“Untuk Cikijing biasanya tiga kali tanam, sebagian areal setelah padi keempat kalinya dengan bawang merah, sekarang sedang diusahakan bisa empat kali tanam. Da bulan ini sudah mulai tanam untuk MT II,” ungkap Iman.

Untuk wilayah Jatiwangi menurut Iman, yang biasa hanya dua kali musim tanam mulai tahun ini akan diupayakan bisa tiga kali tanam. Demikian juga sebagian wilayah Majalengka dan Panyingkiran.

Sebagai langkah antisipasi majunya musim kemarau, menurut Iman, untuk pengairan areal sawah pihaknya telah menyediakan pompa air yang sebagian diantaranya telah disitribusikan kepada para petani pada akhir tahun lalu.

“Sekarang musim panen memang tidak serempak karena masa tanam yang juga tidak sama, ada yang terlambat akibat dampak el nino terutama wilayah Kecamatan Kertajati, Ligung dan Jatitujuh, di ketiga wilayah ini baru sebagian kecil yang panen,” ungkap Iman.

Sebagian besar wilayah Utara baru akan panen antara seminggu hingga dua minggu kedepan, kondisi tanaman padi hampir seluruhnya relatif bagus kalaupun ada yang terdampak dan terjadi penurunan produksi hanya sebagian yang sempat terkena banjir.

“Yang terkena banjir terjadi penurunan produksi tapi di bawah 5 %, jadi tidak terlalu sifnifikan,” katanya.

Harga merosot

Salah seorang petani yang juga aparat desa Jatitujuh Eka Omen menyebutkan, di wilayahnya baru sekitar 20 % yang memasuki masa panen, selebihnya masih dua pekan kedepan karena kondisi padi belum menguning.

“Saya sekarang sedang panen, mau langsung ditanami kembali dengan padi parietas infari 32 atau 49,” ungkap Eka.

Jika kedepan musim kemarau datang lebih awal, dia menyebut akan memgalirkan air melalui pompa dari Sungai Cipelang atau memanfaatkan sumur pantek yang sudah tersedia.

Eka dan Nadi, menyesalkan areal sawah yang panen belum setengahnya namun harga gabah terus merosot. Di Jatitujuh harga gabah kering giling hasil panen menggunakan combine hanya dihargai Rp 600.000 per kw. Hasil panen yang dilakukan secara manual jauh lebih murah lagi hanya Rp 570,000 per kw.(Tat)

Related Articles

Back to top button