Opini

Generasi Z dalam Demokrasi Dinamis

Beberapa waktu lalu dikabarkan seorang Mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara Islam Fakultas Syariah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Yusup Maulana menorehkan prestasi gemilang pada lomba menulis esai nasional yang diselenggarakan GMNI Kolektif UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan tema ‘Gen Z dan Pergulatan Politik di Indonesia’.

Di mana dalam lomba tersebut, Yusup berhasil meraih juara 3. Dalam esainya berjudul ‘Revitalisasi Keterlibatan Politik Generasi Z Menuju Masa Depan Demokrasi yang Dinamis’, yang dipublikasikan di Paradeshi.co.id, Yusup mengupas tuntas keterlibatan politik generasi Z di Indonesia.

Menurut Yusup, keterlibatan Gen Z akan membawa perubahan besar dalam dinamika demokrasi. Salah satu fokusnya adalah pergeseran paradigma partisipasi politik, dengan integrasi teknologi dan semangat inklusivitas yang membayangkan masa depan demokrasi Indonesia yang lebih cerah.

Menariknya, Gen Z tersebut bukan hanya berperan dalam perpolitikan sekarang ini namun berpengaruh juga pada banyak hal, seperti dikatakan Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurrachman.

Dalam beberapa kesempatan ia mengungkapkan, mahasiswa perlu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi di era disrupsi saat ini, di mana suatu era terjadi perubahan mulai dari sistem tatanan yang cenderung menggunakan teknologi.

Dudung mencontohkan mahasiswa yang saat ini sangat mudah memanfaatkan teknologi, bahkan dalam hal memesan makanan sekalipun. Dudung juga mencontohkan generasi Baby Boomer (55-77 tahun) yang lahir setelah perang dunia. Menurutnya, generasi tersebut mempunyai disiplin keras, mental dan prinsip yang kuat, namun gagap teknologi.

Generasi Y/Milenial (28-44 tahun), generasi yang lahir dalam perkembangan teknologi, karakter kreatif, bebas ekspresi dan open minded namun kurang dalam interaksi sosial.

Sementara untuk Generasi Z misalnya (<27 tahun), aktif berinteraksi di dunia maya, penguasaan teknologi yang tinggi menginginkan sesuatu yang instan dan mudah menyerah. Namun ternyata ada kekurangan di mana saat ini sangat sulit untuk mencari para petani usia di bawah 27 tahun.*(As)

Related Articles

Back to top button