Harga Gabah Berangsur Turun, Belum Berimbas pada Beras
kacenews.id-MAJALENGKA-Panen di sejumlah wilayah di Kabupaten Majalengka telah mempengaruhi harga jual gabah yang mengalami penurunan. Meski hal itu belum berimbas pada harga beras di pasaran.
Nining dan Juju yang tengah menjalani panen di Blok Kopo, Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka mengungkapkan, harga gabah kering giling di tingkat petani sudah mulai turun sejak sepekan terakhir. Bahkan turunnya sangat tinggi mencapai Rp 100.000 per kwintal. Yakni dari sebelumnya sempat mencapai Rp 950.000 per kwintal hingga Rp 1 juta per kwintal di tingkat penggilingan, kini turun menjadi Rp 900.000 per kwintal. Sedangkan harga jual di tingkat petani kini mencapai Rp 850.000 per kwintal.
“Panen tapi nggak tahu kebagian harga mahal atau tidak, karena sekarang harga langsung merosot Rp 850.000 per kwintal. Padahal harga beras di pasar masih tetap mahal,” katanya.
Ia berharap harga jual gabah masih tetap tinggi, agar bisa menutupi bekas biaya tanam. Karena mereka menggunakan pupuk non subsidi yang harganya cukup mahal mencapai Rp 600.000 per kwintal.
“Jika harga mahal masih bisa menikmati keuntungan lumayan seperti petani lain,” ujarnya.
Hal sama disampaikan Rukmini petani di Desa Ligung yang juga tengah panen di lahan seluas 1 bau. Dia mengaku akan segera mengeringkan gabah hasil panennya untuk mengejar mahalnya harga jual gabah.
“Sekarang gabah sudah Rp 850.000 sekwintal, beberapa hari ke depan pasti semakin turun,” katanya.
Petani asal Desa Panongan, Kecamatan Jatitujuh Sutarman mengaku gembira masih bisa menikmati harga jual gabah yang mahal seharga Rp 850.000 per kg. Dia mengaku sudah mulai panen karena lahan bekas tanaman bawang langsung ditanami padi.
“Kebetulan lahannya bekas tanaman bawang merah, airnya lumayan banyak karena bawang butuh air banyak. Jadi begitu panen bawang pada Oktober langsung digarap dan ditanami jadi sekarang sudah bisa panen sedangkan yang lain tanam baru dilakukan Januari,” tuturnya
Sementara itu, Dudirto pemilik penggilingan gabah di Kelurahan Tarikolot, Kecamatan Majalengka mengaku penggilingannya masih libur sudah sepekan lebih karena stok gabahnya sudah habis. Saat ini dia menunggu stabil harga, karena khawatir harga jual beras tiba – tiba turun, sedangkan harga pembelian gabah masih tinggi.
“Sekarang libur dulu, nanti nunggu rame panen. Minggu kemarin giling menghabiskan stok yang ada saat pembelian gabah masih Rp 950.000 per kwintal. Kalau sekarang beli gabah nanti tiba – tiba harga anjlok rugi malah,” katanya.
Warpan, pemilik pabrik Beras HMJ di Desa Ligung Lor, membenarkan sudah ada petani yang mulai panen di sejumlah tempat, namun harga beli gabah masih cukup mahal.
“Harga gabah kering giling hasil panen gadu Rp 7.500 per kg, sementara harga gabah hasil panen rendeng sekarang berkisar Rp 8.500 per kg-nya. Harga ini masih terbilang mahal karena harga jual beras dari penggilingan Rp 15.500 per kg, ini belum sebanding. Apalagi harga saat pembelian masih Rp 9.500 per kg,” tuturnya.
Ia menyebutkan, harga jual beras di pabriknya saat ini mencapai Rp 15.500 per kg. Karena mengikuti tingginya harga gabah di pasaran.
“Ya mau apa lagi, harga gabahnya mahal otomatis harga jual beras pun turut mahal. Bansos yang dibagikan kepada masyarakat sekarang belum mempengaruhi harga jual beras, karena harga gabah masih tetap mahal,” katanya.
Sejauh ini harga beras di pasar masih Rp 16.000 per kg untuk kualitas medium dan Rp 18.000 per kg untuk kualitas premium serta Rp 17.000 per kg untuk premium kualitas 1.(Tati)