Ayumajakuning

Tanggul Sungai Cipelang Jebol, Ratusan Hektare Sawah dan Ribuan Rumah di Kertajati Terendam Banjir

 

 

 

Related Articles

kacenews.id-MAJALENGKA-Lahan persawahan seluas 658,88 hektare serta sekitar 1.300 rumah  terendam banjir di 11 desa di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka sejak Minggu (11/2/2024) malam. Banjir ini terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Cipelang di Desa Kertawinangun dan Jagawana.

Selain itu, akibat genangan banjir Gerbang Tol (GT) Kertajati untuk sementara tidak bisa dilalui. Sehingga arus lalu lintas dari arah Majalengka dan sebaliknya sementara dialihkan dari GT Sumberjaya.

Hingga  Senin (12/2/2024) sore, gerbang tol masih tetap dialihkan melalui Sumberjaya. Karena ketinggian air masih sekitar lebih dari 80 cm.

Sejumlah warga di Desa Palasah menyebutkan, banjir yang melanda wilayahnya mulai terjadi sejak Minggu pukul 20.00 WIB. Kondisi air terus meluap hingga akhirnya membanjiri pemukiman mencapai setinggi kurang lebih 70 cm.

“Hujan terjadi mulai siang hari, jam 8 malam banjir datang. Tadinya saya dan keluarga mau mengungsi karena ketinggian air mencapai lebih dari 70 cm,” kata Warto.

Dia mengaku tak sempat menyelamatkan perabotan rumah tangganya, karena banjir langsung membesar.

Hal sama disampaikan Caska warga Desa Pakubeureum yang kiosnya berjarak sekitar 200 meter dari belokan menuju GT Kertajati, yang terendam banjir hingga ketinggian sekitar 80 cm.

“Banjir di saya mulainya sekitar pukul 24.00 WIB,” ujarnya.

Sedangkan Casniti dan Warsiti mengeluh karena tanaman bawang merahnya serta perkebunan mentimun juga sawah di dekat ruas jalan tol terendam banjir. Padahal rencananya ia akan memanen mentimun pada Senin pagi.

“Kebun mentimun 3 bau (2,1 Ha) ya tidak bisa dipanen, karena airnya sampai setinggi turus (bambu rambatan mentimun). Kebun bawang dua hektare juga pasti hancur membusuk,” kata Warniti.

Menurut sejumlah warga jebolnya tangul Cipelang pernah terjadi pada 2021, tepatnya di Blok Jagawana. Luapan air lebih besar karena tanggul yang jebol terjadi di sejumlah titik.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah mengungkapkan seluas 658,88 hektare sawah di 11 desa yang terendam banjir dengan kondisi tanaman padi berusia 75 harian. Terdiri dari sawah di Desa Pakubeureum seluas 75 ha, Kertawinangun seluas 61 ha, Babakan seluas 61,63 ha, Kertajati seluas 86 ha, Sukakerta seluas 20 ha, Bantarjati selaus 44,25 ha, Palasah 250 ha, Sukamulya 30 ha, Sukawana 20 ha, Kertasari 6 ha dan Desa Mekarjaya seluas 5 ha.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka Iskandar Hadi menyebutkan akibat banjir, ada sekitar 1.300 rumah yang terdampak dengan 3.500 jiwa.

“Banjir ini dipicu adanya hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lebih dari 5 jam,”katanya.

Sementara itu, Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi yang meninjau langsung ke lokasi jebolnya tanggul di Desa Kertawinangun menyampaikan, banjir yang melanda wilayah Kertajati akibat jebolnya  tanggul Sungai Cipelang  yang berada di Desa Kertawinagun serta Jagawana.

“Tadi kita sudah lihat, jadi tanggul sungai Cipelang ini ada yang jebol di daerah Kertawinagun dan Jagawana. Tadi yang Jagawana ada 10 titik yang jebol dengan lebar sekitar 10 meteran, maka yang Jagawana segara akan dilakukan tindakan hari ini juga,” tuturnya.

Menurutnya, penanganan yang dilakukan dengan pemasangan bronjong dan rucuk bambu ini bersifat sementara, untuk mengatasi kemungkinan hujan kembali deras dan mengakibatkan banjir.

“Khusus tanggul Cipelang yang panjangnya hampir 50 meter di w Desa Kertawinagun penanganannya dilakukan BBWS. Pihak BBWS dari Sumedang terus langsung ke sini. Setelah itu nanti dilakukan rapat supervisi untuk mementukan langkahnya seperti apa yang akan dilakukan untuk penanganannya,” katanya.

Ia mengemukakan, mulai Senin siang BPBD sudah membuka dapur umum untuk warga yang terdampak banjir,  termasuk Dinas Pertanian yang akan melakukan penanganan pasca banjir untuk memberikan bantuan bibit padi.

“Jika ada ratusan hektare sawah yang terendam dan dalam waktu 2 hingga 3 hari belum surut, itu akan menimbulkan gagal panen. Maka kita juga sudah siapkan untuk benih penanaman kembali dari Dinas Pertanian. Bagi masyarakat yang terdampak banjir  segera mendapatkan bantuan sosial, karena kami tadi sudah koordinasi dengan Bulog,” tuturnya.(Tati)

 

Related Articles

Back to top button