CirebonRaya

Lestarikan Keanekaragaman Hayati, DLH Siap Tanam Pohon Langka Khas Cirebon

kacenews.id-CIREBON-Salah satu tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) ialah melestarikan keanekaragaman hayati. Termasuk melestarikan keberadaan sejumlah pohon langka yang menjadi ciri khas Kabupaten Cirebon dan saat ini sudah banyak dijadikan nama desa hingga kecamatan.
Sekretaris DLH Kabupaten Cirebon, Fitroh Suharyono, mengatakan, pengadaan bibit pohon langka dengan tujuan tersebut selalu dilakukan setiap tahunnya. Bahkan, pihaknya pun menggandeng sejumlah perusahaan agar berperan melalui pengadaan bibit tersebut.
Menurut Fitroh, di setiap pengadaan bibit pohon langka tersebut, pihaknya bahkan lebih menekankan pengadaan pada bibit pohon yang menjadi khas Kabupaten Cirebon.
“Setiap pengadaan tanaman oleh bidang di DLH, penekanannya ya ke tanaman khas Cirebon. Seperti Jamblang, Kedawung, Mundu, Kenanga dan tanaman khas Cirebon lainnya,” ujar Fitroh Suharyono di Sumber, Senin (5/2/2024).
Ia mengatakan, ribuan bibit pohon hasil pengadaan tersebut sebagian disebar ke sejumlah sekolah untuk ditanam dan dipelihara. Hal itu, agar generasi muda Kabupaten Cirebon tahu nama-nama pohon yang saat ini sudah banyak dijadikan sebagai nama desa hingga nama kecamatan di Kabupaten Cirebon.
“Kita juga lestarikan tanaman-tanaman yang ada di Hutan Kota Sumber,” kata Fitroh.
Fitroh menerangkan, saat ini pihaknya juga tengah berupaya melestarikan keanekaragaman hayati di salah satu lokasi khusus di Kecamatan Sumber, yakni di Batu Baok.
Pihaknya sudah menginventarisir nama-nama tanaman yang bakal di tanam di Batu Baok, Sumber. Diantaranya adalah tanaman pelindung, tanaman lokal, dan tanaman endemik Kabupaten Cirebon.
“Inisiatif melestarikan ini dari kita, karena sesuai fungsinya adalah melestarikan keanekaragaman hayati. Kita sudah rencanakan pelestarian keanekaragaman hayati ini di Blok Batu Baok, Sumber,” kata Fitroh.
Selain di lokasi tersebut, pelestarian sejumlah pohon langka tersebut juga bakal dilakukan di sekitar komplek perkantoran Pemkab Cirebon. Namun untuk di komplek tersebut, pihaknya harus benar-benar selektif memilih jenis pohon yang tidak merusak sarana dan utilitas komplek Pemkab Cirebon.
Sejumlah nama bibit pohon lokal yang sudah diinventarisir untuk ditanam di Batu Baok Sumber yakni Beringin, Pinang, Gintung, Kenanga, Gebang, Ambit, Kroya, Mundu, Melinjo, Waru, Cempaka, Gempol, Cangkuang, Picung, Kedawung, Kemlaka, Turi, Kedondong, Kepuh, Asam Jawa, Winong, Lerak, Durian, Keruing Gunung, Limus, Gandaria, Kayu Manis, Wuni, Bambu Betun, Bambu Wuluh, Bambu Mayan, Bambu Hitam, Bambu Emprit, Bambu Putih, Bambu Petung dan Bambu Jalu.
Seperti diketahui, Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak keunikan. Salah satunya ialah penamaan -desa-desa di Kabupaten Cirebon yang mengambil hal-hal yang menonjol di daerah tersebut pada zaman dulu.
Tak banyak yang mengetahui, ternyata nama desa di kabupaten yang berada wilayah terujung bagian utara Jawa Barat ini banyak terinspirasi dari nama-nama tumbuhan.
Pegiat Budaya Cirebon, R Chaidir Susilaningrat mengatakan, nama-nama desa di Kabupaten Cirebon yang penamaannya terinspirasi dari nama tumbuh-tumbuhan jumlahnya cukup banyak. “Lumayan banyak nama wilayah di Kabupaten Cirebon yang terinspirasi dari nama-nama tumbuhan,” kata Chaidir.
Di antaranya seperti Ciwaringin yang kini bahkan sudah menjadi nama kecamatan. Penamaan daerah tersebut dengan nama Ciwaringin, kata Chaidir, berasal dari kata pohon beringin.
Selain Ciwaringin, terdapat pula sejumlah daerah yang berasal dari nama-nama tumbuhan seperti Kedawung, Pilang, Mundu dan masih banyak lainnya. Penamaan sejumlah daerah yang menggunakan nama tumbuh-tumbuhan tersebut, lanjut Chaidir, diambil dari karakter yang menonjol di kawasan yang di huni manusia pada zaman dulu.
“Satu kawasan atau daerah yang dihuni manusia itu biasanya diberi nama dengan mengambil karakter yang menonjol dari daerah itu,” kata Chaidir.
Ketika yang menonjol di daerah tersebut adalah tumbuhan beringin atau Kedawung, maka daerah itu diberi nama sesuai tumbuhan tersebut. Begitu pula ketika yang menonjol adalah sungai atau sumber mata air, masyarakat zaman dulu biasanya menamainya dengan kata sungai atau sumber mata air.
Di mana menurut bahasa Cirebon, sumber mata air itu disebut tuk. “Seperti Desa Kaliwedi, itu karena saat itu yang menonjol di daerah tersebut adalah kali atau sungai. Kemudian ada juga Desa Tuk, Kelurahan Tukmudal, ya itu tadi karena di situ ada sumber mata air atau dalam bahasa Cirebon disebut tuk,” paparnya.
Ia berharap, Pemkab Cirebon dapat melestarikan jenis-jenis tumbuhan atau pohon yang namanya sudah populer menjadi nama daerah di Kabupaten Cirebon. Hal itu dimaksudkan agar masyarakat bisa lebih mencintai lingkungan. Karena keberadaan pohon-pohon tersebut menjadi salah satu hal yang penting dalam pelestarian lingkungan hidup.
Meskipun saat ini, diakui Chaidir, sebagian pohon-pohon tersebut sudah ada di komplek perkantoran Pemkab Cirebon di Sumber. Di antaranya, ada pohon kedawung dan pohon mundu. Namun, pohon yang ada di komplek perkantoran tersebut masih belum lengkap.
“Memang mestinya Pemda memprogramkan pelestarian pohon-pohon langka khas Cirebon itu, supaya anak cucu kita tahu. Mudah-mudahan ke depan bisa dilakukan pelestarian pohon-pohon khas Cirebon,” katanya.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button