Ayumajakuning

KPU Gelar Simulasi Pemungutan Suara, Partisipasi Pemilih Ditargetkan Capai 82 %

kacenews.id-MAJALENGKA-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat (Jabr) menargetkan penghitungan surat suara di TPS pada Pemilu 2024 sudah selesai paling lambat pukul 19.00 WIB atau pemilihan berlangsung selama 12 jam.

Kemudian pelaksanaan  pencoblosan sudah bisa dimulai pukul 06.00 WIB, untuk mengejar target waktu. Agar penghitungan dan penandatanganan berita acara pelaksanaan pemilihan oleh petugas KPPS tidak larut malam.

Komisioner KPU Provinsi Jawa Barat Ahmad Nurhidayat, dalam acara simulasi pencoblosan di Desa Leuwiseeng, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Rabu (31/1/2024) mengungkapkan,  target waktu percepatan pelaksanaan pencoblosan dan penghitungan surat suara ini, agar tidak menimbulkan kelelahan bagi para petugas KPPS.

Related Articles

Ia memprediksi, waktu pencoblosan setiap orang rata – rata membutuhkan waktu selama 3 menit. Itu mulai pengambilan kertas suara, berada di bilik suara hingga memasukannya kembali ke kotak suara.

Sedangkan waktu penyebutan hasil pemilihan oleh anggota KPPS, mulai membuka kertas hingga melipatnya kembali dan memasukannya ke kotak dibutuhkan waktu sekitar 25 detik.

“Diharapkan jam 15.00 WIB sudah bisa melakukan penghitungan suara,”ujarnya.

Menurutnya, pada penghitungan kertas suara untuk pemilihan Presiden diperkirakan akan lebih cepat. Karena ukuran kertasnya lebih kecil serta jumlah gambar yang lebih sedikit.

Kondisi ini berbeda dengan legislatif dan DPD yang jumlahnya lebih banyak serta ukuran kertasnya lebih lebar.Sehingga dibutuhkan ketelitian dan kehati – hatian saat penghitungan. Agar jangan sampai keliru menyebut gambar yang dicoblos.

“Jika saja para pemilih sudah hadir di TPS tepat waktu, maka pelaksanaan pemungutan hingga penghitungan kertas suara serta melakukan rekapitulasi perolehan suara akan sesuai dengan estimasi selama kurang lebih 12 jam.Di 27 kabupaten/kota di Jabar sudah melaksanakan simulasi, “tuturnya.

Ahmad Nurhidayat menyebutkan,  persoalannya para pemilih terkadang lambat datang ke TPS atau saat dipanggil oleh petugas KPPS belum hadir di tempat. Hal itu akan menjadi salah satu kendala atau penyebab lambatnya pelaksanaan  pemilihan. Apalagi masyarakat yang berada di pinggiran, bisa saja mereka pergi dulu ke sawah atau kebun sehingga lambat datang ke TPS.

“Kami berharap, kendala – kendala umum lainnya tidak terjadi saat pelaksanaan pemilu.  Seperti pemberian surat suara jangan sampai ada yang rusak. Karena hal itu juga akan menjadi kendala dan rawan memicu konflik,”tuturnya.

Ia menargetkan tingkat partisipasi pemilih di tingkat Jawa Barat bisa mencapai 82 persen. Target  itu pun dianggap tidak berlebihan. Karena sejumlah kabupaten kota termasuk Kota Bandung telah menargetkan tingkat partisipasi pemilih 87 persen.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Majalengka, Teguh Fajar Putra Utama, menyampaikan simulasi pemilihan dilakukan untuk mempraktikan tata cara pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS).

“Simulasi ini dilaksanakan sesuai dengan apa yang ada di lapangan, termasuk kejadian-kejadian yang akan dialami oleh para KPPS. Dalam simulasi ini juga melibatkan jajaran Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) serta warga sekitar,” katanya.

Pada kegiatan simulasi ini, lima jenis surat suara diperkenalkan, yakni surat suara Presiden yang berwarna abu-abu, DPR RI berwarna kuning, DPD RI berwarna merah, DPRD provinsi berwarna biru, dan DPRD kabupaten/kota berwarna hijau.

Selain itu, KPU juga memperkenalkan penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap) yang akan menjadi bagian integral dari proses Pemilu 2024.

“Ini untuk memastikan kesiapan para petugas pemungutan dan penghitungan suara dalam menggunakan teknologi baru,”katanya.(Tati)

 

 

 

 

 

Related Articles

Back to top button