Komoditas Rotan Masih Jadi Primadona Kualitas Ekspor
Bey Triadi Machmudin Sebut, Itu Salah Satu Produk Unggulan Jawa Barat
CIREBON-Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, mendorong produksi rotan dari Kabupaten Cirebon terus bertumbuh. Pasalnya komoditas rotan merupakan salah satu unggulan dari Jawa Barat.
Bey menyebutkan, ekspor rotan pada 2023 menurun dibandingkan 2022. akibat adanya perlambatan ekonomi dampak perang antara Rusia dengan Ukraina.
“Saya sudah perintahkan Disperindag Jabar untuk mencari pasar baru karena prospek industri rotan Cirebon ini sangat baik,” kata Bey saat berkunjung ke salah satu Satuan Pelayanan (Satpel) Pelayanan Pengembangan Industri Rotan Cirebon, Desa Tegalwangi Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, Rabu (3/1/2024).
Di tempat yang sama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Noneng Komara Nengsih, mengatakan, nilai ekspor produk rotan dari Jawa Barat sepanjang Januari hingga Oktober sebanyak 22.025 ton.
Bahkan dari angka tersebut sebanyak 98 persen berasal dari Kabupaten Cirebon. Noneng menyebut furnitur rotan merupakan komoditas dengan nilai ekspor terbanyak sebesar 127,48 juta USD. Sementara, barang anyam rotan hanya berada di angka 27,66 juta USD.
“Jawa Barat juga tercatat mengekspor bahan nabati dari Rotan pada periode Januari-Oktober 2023 dengan nilai 114.280 USD,” kata Noneng.
Bupati Cirebon, H Imron Rosyadi menyebutkan, industri kerajinan rotan dari Kabupaten Cirebon masih menunjukkan eksistensinya hingga saat ini. Bahkan untuk ekspor pun masih didominasi oleh komoditas kerajinan rotan.
Menurut Imron, industri kerajinan rotan memiliki ketahanan lebih dibandingkan komoditas lainnya. Saat pandemi Covid-19 pun, industri ini tetap mengirimkan produknya ke beberapa negara tujuan.”Kelompok industri rotan ini sangat berpengaruh terhadap PAD (pendapatan asli daerah),” kata Imron.
Namun begitu, kata Imron, ia meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membantu memasarkan produk rotan Cirebon ke negara di ASEAN. Hal ini dilakukan karena belum meredanya konflik antara Rusia dan Ukraina.
“Pasar ekspor Kabupaten Cirebon ini kan Eropa, tetapi karena adanya perang di sana, ekspor jadi terhambat. Kami minta provinsi bantu pasarkan ke negara lainnya,” ujar Imron.(Junaedi)