Jelang Nataru, 11 Komoditas Kebutuhan Pokok Relatif Masih Aman
MAJALENGKA-Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan 11 komoditas kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 di Kabupaten Majalengka relatif masih cukup aman. Walaupun ada banyak komoditas yang masuk kategori rentan dan waspada.
Tingkat inflasi di Kabupaten Majalengka saat ini masih cukup aman dibanding kabupaten/kota di Jawa Barat. Bahkan Kabupaten Majalengka dinyatakan kondisi harga pangan lebih terkendali sama halnya dengan Kabupaten Ciamis, Pangandaran serta Cirebon.
Kepala BPS Kabupaten Majalengka Joni Kosmuri dalam Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Rabu (13/12/2023) mengungkapkan, penyebab inflasi di Indonesia adalah meningkatnya permintaan (demand pull inflation).
“Penyebab inflasi di Indonesia ini bisa terjadi bila permintaan atau daya tarik masyarakat kuat terhadap suatu barang,” katanya.
Ia menyebutkan, prognosa stok pangan di Kabupaten Majalengka pada Desember 2023, menjelang Nataru untuk komoditas beras ketersediaan stok masih mencapai 22.356 ton. Sedangkan kebutuhan sebesar 12.843 ton. Sehingga surplus sebesar 9.513 ton dengan tingkat presentase 74,07 persen.
“Jumlah stok ini masuk kategori waspada,” ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan data 11 komoditas stok pangan yang masuk kategori aman hanya pada jagung, bawang merah, cabai merah dan daging sapi. Sedangkan komoditas lainnya berstatus waspada dan rentan.
Untuk stok jagung sebanyak 3.676 ton. Sedangkan kebutuhan 267 ton. Sehingga surplus cukup tinggi dan status kategori aman. Begitu pula dengan stok bawang merah yang masuk kategori aman, dengan jumlah mencapai 1.064 ton, sementara kebutuhan hanya 276 ton.
Namun cabai merah, meski harganya mahal tetap masuk kategori aman. Hanya untuk bawang putih status waspada, dengan stok barang sebesar 350 ton dan kebutuhan mencapai 221 ton.
Kondisi status rentan, terjadi untuk komoditas cabai rawit, daging ayam, telur ayam, gula pasir serta minyak goreng. Ketersediaan minyak goreng di Majalengka saat ini sebesar 2.113 ton, sedangkan konsumsi sebesar 1.711 ton.
Kemudian konsumsi telur ayam capai 1.109 ton dan stok tersedia sebanyak 1.487 ton. Lalu untuk gula pasir ketersediaan stok sebanyak 1.290 ton dan tingkat konsumsi sebanyak 1.067 ton.
Joni mengemukakan, seluruh komoditas pangan strategis di Kabupaten Majalengka menjelang nataru masih cukup terjaga. Namun ketersediaannya perlu segera diantisipasi. Terutama untuk komoditas beras, cabai rawit, daging ayam yang ketersediaanya hanya 13,24 persen. Begitu pula telur ayam, gula pasir dan minyak goreng.
“Untuk ketersediaan cukup aman berdasarkan rata-rata per bulan neraca pangan,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mengantisipasi terjadinya inflasi yang cukup besar, pihaknya menyarankan melakukan gerakan pemanfaatan lahan pekarangan, dengan tanaman cepat panen, seperti cabai merah, cabai rawit merah, bawang dan tomat. Kemudian pendistribusian bantuan kepada keluarga penerima manfaat yang tepat sasaran, dengan mengecek data berdasarkan nama dan alamat.
“Kampanye tidak boros pangan juga bisa dilakukan, belanja yang bijak, atau hanya berbelanja sesuai kebutuhan,” ucapnya.
Selain itu, melakukan gerakan stabilisasi pasokan dan harga pangan dengan mengawasi ketersediaan stok, sistem dan jalur distribusi serta meningkatkan cadangan pangan. Mengingat mendekati tahun politik, sehingga diperlukan adanya intervensi terhadap pangan secara betul.
“Antisisipasi fenomena fanic buying, perlu melakukan edukasi ketika terjadi kenaikan harga pangan saat jelang Nataru,” katanya.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Majalengka H Eman Suherman menyampaikan, upaya mengantisipasi terjadinya inflasi dan rendahnya daya beli masyarakat, Pemerintah Kabupaten Majalengka telah melakukan pendistribusian bantuan pangan serta melaksanakan padat karya tunai di semua desa dengan dukungan anggaran puluhan miliar.(Tati)