Pemilu

Aktivis Ajak Generasi Muda Tetap Kritis Memilih

CIREBON-Aktivis Keadilan Gender dan Toleransi, Alifatul Arifiati mengajak kepada generasi muda agar kritis dalam memilih. Hal itu berkaitan dengan bakal digelarnya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Menurut Alif, perempuan seringkali dijadikan objek, dalam hal apapun. Termasuk dalam kontestasi di Pemilu. Makanya, generasi muda, ketika hendak menyalurkan hak pilihnya, tetaplah kritis.

“Baiknya, saat memilih itu, kita tetap kritis,” kata Alif, saat mengisi Talkshow Pemilu Damai Dengan Dialog Budaya dalam peringatan Harlah Kopri ke 56, belum lama ini.

Related Articles

Karena, kata dia, generasi muda mempunyai kontribusi besar dalam menentukan siapa pemimpin ke depan. “Maka pertanyaannya sebenarnya pemimpin ke depan yang diinginkan seperti apa?” tanya Alif.

Dari sisi perempuan, menurut dia, tentu pemimpin yang diharapkan adalah mereka yang memberikan akses yang sama bagi semua warga negaranya.

“Kalau ada, itu jadi panutan kita. Baik kandidat capres-cawapres, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kab/Kota. Perempuan harus bisa menjadi subjek, bukan objek. Kalau ada yang datang, tanyakan apa visi misinya,” lanjut Alif.

Sebab, kata dia, seringkali para caleg mengobral janji, ketika dia terpilih dan jadi anggota legislatif, akan buat jalan dan lainnya. Padahal, itu semua bukanlah tugas dari anggota legislatif. Senyatanya, legislatif itu tugas dan fungsinya adalah kontroling, budgeting dan lesgislasi.

“Itu tugas mereka. Yang mereka janjikan, tugas dari pihak eksekutif,” katanya.

Dari sisi perempuan, menurutnya, sejauh ini isu terkait keperempuanan belum dijadikan sebagai isu strategis.
“Perempuan seringnya hanya dijadikan sebagai pelengkap saja. Perempuan tidak diberikan akses lebih. Dalam proses pencalegannya pun sama. Posisi perempuan hanya sebagai pelengkap,” ujarnya.

Memang dalam pencalegan sudah ada aturan, keterwakilan perempuan harus mencapai 30 persen. Itu hanya syarat formil. “Tapi memang dari dulunya, akses perempuan memang susah. Jadi minimal masuk dari segi akses formil saja dulu,” katanya.

Perempuan kelahiran Brebes itu mengingatkan salah satu tugas masyarakat, adalah bisa menguatkan perempuan yang terlibat dalam politik ini. Baik sebagai caleg maupun calon-calon lainnya.

Karena para caleg perempuan ini, kerapkali tidak mengetahui mereka mau apa nantinya. Berawal dari pelengkap tadi. Makanya, ia pun mengajak, aktivis perempuan, Kopri tepatnya, untuk memberikan informasi kepada para caleg perempuan.

“Untuk bisa mendorong isu tentang perempuan di parlemen. Misalnya menghentikan eksploitasi SDM perempuan, dan menciptakan infrastruktur yang ramah buat perempuan,” ujar Alif.

Ketua KNPI Kabupaten Cirebon, Moh. Aan Anwarudin menjelaskan, pemuda adalah calon pemimpin masa depan. Makanya, pemuda harus mempunyai kesadaran dan menyolidkan komunitasnya secara kuat.

“Sehingga pemuda menjadi dominan.Teruslah berdiaspora. Selama masih berpikir sendiri-sendiri untuk menciptakan pemilu damai dan lain-lainnya itu agak susah,” kata Aan.(Mail)

Related Articles

Back to top button