Wisata Religi dan Seni Budaya Paling Diminati Wisatawan
CIREBON-Kunjungan wisatawan di Kabupaten Cirebon meningkat. Dari yang ditargetkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat sebanyak 750 ribu wisatawan hampir tercapai.
“Target itu, sudah ditingkatkan dari capaian di tahun sebelumnya,” kata Kepala Bidang Promosi dan Ekonomi Kreatif Pariwisata pada Disbudpar Kabupaten Cirebon, Achmad Bayu Sudailaga, belum lama ini.
Bayu mengaku belum bisa membuka jumlah target kunjungan wisatawan secara riil. “Untuk tepatnya berapa kan, bukan di bidang kami. Tapi catatan itu ada. Terupdate. Yang pasti sudah mencapai angka 80 persenan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, tahun 2022 lalu, ada 691 ribu, jumlah total kunjungan wisatawan ke Kabupaten Cirebon. Angkanya mengalami kenaikan signifikan dari tahun sebelumnya. Pasalnya di tahun 2021 lalu, tren pariwisata masih belum optimal, imbas dari dampak Covid-19.
“Di tahun 2021 jumlah kunjungannya hanya di angka 430 ribu. Jadi tahun 2022 mengalami kenaikan sampai 130 persen,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, potensi pariwisata di Kabupaten Cirebon cukup banyak. Yang masuk dalam draf Rancangan Induk Pariwisata Kabupaten (Riparkab) saja, jumlahnya sebanyak 62 titik. Terdiri dari potensi pariwisata alam, buatan dan budaya. Sementara untuk desa wisata yang sudah ter-SK-kan ada 36.
Untuk menunjang jumlah kunjungan, pihaknya memberlakukan aturan khusus. Melalui kegiatan promosi. “Adapun untuk kegiatan promosinya kita wajibkan di tempat pariwisata, dengan pendekatan seni budaya,” katanya.
Langkah itu, belum bisa dievaluasi. Menunggu pengumuman capaian akhir tahun nanti. Adapun untuk objek wisata unggulan yang ada di daerah, salah satunya adalah Kampung Sabin, Telaga Langit, Makam Sunan Gunung Jati, Makam Syekh Magelung Sakti, Mbah Kuwu Sangkan, Banyu Panas, Belawa, Situs Ki Buyut Trusmi, Batulawang, Waterboom.
Semua itu, sudah mewakili dari masing-masing klasternya. Misalnya, kata Bayu dari klaster potensi alam, itu seperti banyu panasnya. “Klaster buatannya, dari hadirnya waterpark untuk klaster budayanya, dari keberadaan situs-situs,” ungkapnya.(Mail)