CirebonRaya

Cegah Kanker Serviks pada Anak, Dinkes Canangkan Program BIAN

CIREBON-Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Kesehatan kembali melakukan pencanangan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) kedua untuk siswa sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibitidaiyah (MI) di wilayahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah melalui Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi, Dendi Hamdi menjelaskan, pencanangan BIAS dilakukan berbagai tahap, dengan sasaran siswa SD sederajat mulai dari kelas 1,2, 5 dan 6.

Dendi menambahkan, untuk tahun ini dalam pencanangan program BIAN ada vaksin human papillomavirus vaccine (HPV), dengan sasaran kelas 5 dan 6. Vaksin HPV adalah jenis vaksin yang dapat membantu melindungi individu dari infeksi HPV yang merupakan penyebab utama kanker serviks dan kanker penis.

“HPV adalah virus yang menyebar melalui hubungan seksual dan dapat menyebabkan infeksi pada area genital dan anus,” kata Dendi, Selasa (21/11/2023).

Ia mengungkapkan pada bulan Agustus, pihaknya sudah melakukan vaksinasi BIAS untuk kelas 1 dan 5. Di antaranya, kelas 1 untuk Vaksin MR (Measles) Rubella dan kelas 5 untuk HPV dosis pertama. “Vaksin HPV diberikan dua kali, dan interval diberikan ketika siswa itu kelas 6,” kata Dendi.

Jika berbicara target, lanjut Dendi, pihaknya pada program BIAN setiap tahunnya ditargetkan minimal 95 persen. “Alhamdulillah capaian sudah di atas 95 persen lebih,” katanya.

Dendi menambahkan pencanangan BIAS saat ini memasuki tahap kedua, yaitu dengan sasaran kelas 2 dan 5. Kelas 2 diberikan vaksin tetanus difteri, dan kelas 5 HPV.

“Kalau ada anak yang sakit dan belum divaksin, kita lakukan sweping, sehingga target bisa mencapai 100 persen,” katanya.

Dendi mengaku pencanangan BIAS ini sudah melakukan tahap persiapan jauh hari dengan melibatkan lintas sektor, terutama dari Kemenag dan Disdik. Tentunya ada SKB 4 Menteri untuk menguatkan pelaksanaan bulan Imunisasi anak sekolah ini.

“Kalau yang fanatik pada pelaksanaan BIAS tahun ini tidak ada penolakan secara spesifik, tapi, karena mungkin masyarakat kita kurang mendapatkan informasi yang lengkap, sehingga setelah diberikan informasi yang jelas, masyarakat mau menerima,” katanya.(Junaedi)

Related Articles

Back to top button