Diminta Dikosongkan Sejak Dua Minggu, Apa Daya Dua Ruang Kelas Keburu Ambruk
CIREBON- Sejumlah bangunan SDN 1 Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, ambruk pada Jumat (17/11/2023) malam. Ambruknya atap bangunan tersebut diakibatkan hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Cirebon.
Akibatnya ada dua ruangan yang ambruk yakni ruang kelas 1 dan kelas 2, terpaksa ruangan tersebut tidak dapat digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM). Beruntung saat kejadian, tidak menimbulkan korban jiwa karena ambruknya sejumlah ruangan di SDN I Kedungdawa terjadi pada malam hari.
Kepala Sekolah SDN I Kedungdawa, Muhamad Arifin mengatakan, ambruknya atap ruangan itu dikarenakan hujan yang lebat. “Semalam (kemarin) itu kan hujan, ditambah atapnya memang sudah rapuh juga,” jelas dia.
Ia mengakui bangunan yang ambruk itu sebulan sebelumnya atap ruangan sudah mulai turun dan akhirnya mengevakuasi 50 siswa kelas 1 dan 2 ke gedung serbaguna milik Desa Kedungdawa.
“Satu bulan yang lalu kami lihat atapnya sudah doyong (miring, Red.), akhirnya kami pindahkan siswa ke gedung serbaguna punya desa,” ujarnya, Senin (20/11/2023).
Saat diketahuinya kondisi atap yang sudah memburuk, pihaknya menginformasikan mengenai kondisi ruangan kelas kepada Dinas Pendidikan (Disdik). “Rencananya hari ini gentengnya mau diturunin. Beruntungnya kejadian ini malam sehingga gak ada kegiatan belajar mengajar,” katanya.
Ia mengungkapkan, sebanyak 70 siswa terpaksa belajar di GOR milik pemdes setempat sebagai lokasi sementara proses pembelajaran paska atap ruangan kelas roboh.
“GOR Desa Kedungdawa jadi tempat sementara KBM buat siswa kelas 1 dan 2 karena atapnya roboh gara-gara hujan,” ulasnya.
Melihat kondisi ini, kata Arifin, wali murid di sekolah tersebut tidak merasa keberatan dan memahami dengan kondisi kerusakan atap sekolah yang roboh sehingga tidak dapat digunakan. “Alhamdulillah wali murid sama komite sekolah paham dengan kondisi ini,” ujarnya.
Arifin mengungkapkan, proses pembelajaran berjalan normal seperti biasa meskipun harus dilakukan penyekatan di GOR tersebut untuk kelas 1 dan 2. “Pembelajaran muris normal, walau harus di GOR itu, terus jarak dari sekolah ke GOR juga gak jauh,” ungkapnya.
Ia berharap perbaikan atap segera dilakukan, supaya murid bisa mendapatkan pembelajaran yang representatif. “Harapan atapnya bisa cepat diselesaikan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto mengatakan, pihaknya langsung meninjau lokasi SDN 1 Kedungdawa yang ambruk guna memastikan kondisi terkini serta melakukan assesment.
“Sebenarnya sudah saya perintahkan untuk dikosongkan dari dua minggu yang lalu karena sudah mendeteksi. Ternyata benar saja, pada malam hujan besar dan atapnya ambruk,” katanya.
Di sekolah itu, dirinya mengaku sudah mengiventarisasi terdapat empat ruangan kelas dengan kondiai atap yang sudab buruk. “Kami lagi komunikasi sama kementerian untuk membahas kondisi sekolah ini, karena anak-anak siswa butuh ruang belajar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, secara umum terdapat sekitar 500 sekolah di wilayah Kabupaten Cirebon yang mengalami kerusakan atap bangunan. “Mayoritas dari 500 sekolah itu kerusakan atap,” kata dia.
Ditergetkan tahun depan, lanjut Ronianto, sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan bisa dapat segera di perbaiki. “Kalau pake anggaran daerah gak cukup, jadi harus ada bantuan dari kementerian,” ujarya.
Ia mengaku masih mencari anggaran yang memungkinkan untuk segera melakukan perbaikan. “Kami mau secepatnya dilakukan perbaikan, kasihan juga kalau anak-anak harus belajar di GOR sebagai tempat sementara,” katanya.
Bahkan sampai dengan saat ini pihaknya masih menghitung jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan. “Kebutuhan anggaran masih dihitung sama konsultan, ya kita targetkan cepat pokoknya,” imbuhnya.(Iwan/Jaka)