CirebonRaya

Kasus-kasus Kekerasan pada Anak di Kabupaten Cirebon, Pelaku atau Korban Akibat Diejek

CIREBON- Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Peremouan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, menyebut kasus kekerasan perempuan dan anak yang terjadi di wilayahnya masih cukup tinggi.

Bahkan hingga bulan November 2023 ada 88 kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak di Kabupaten Cirebon.

“Yang masuk kami sampai tanggal 15 November 2023, ada 88 kasus kekerasan. Baik itu kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan bullying atau perundungan,” kata Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Hj. Eni Suhaeni di Sumber, Rabu (15/11/2023).

Eni mengatakan, ada berbagai macam yang menjadi penyebab terjadinya kasus kekerasan tersebut. Bila kekerasan fisik yang pelaku dan korbannya adalah anak-anak, biasanya terjadi karena ejekan. Sehingga, terjadinya kasus kekerasan fisik.

Namun. lanjut Eni, beda dengan kasus kekerasan seksual yang korbannya anak-anak. Pelakunya biasanya orang dewasa dan orang paling dekat dengan korban. Seperti keluarga, tetangga, bahkan ada pula yang pelakunya ayah kandungnya sendiri.

“Pelaku orang yang tidak bermoral, karena korban keluarganya, bahkan ada yang anak kandungnya sendiri korbannya. Selain itu, faktor penyebab yang terakhir, karena lingkungan yang kurang bagus, dan pengaruh gadget,” ujarnya.

Disinggung perbandingan dengan tahun sebelumnya. Eni menjelaskan, pada tahun 2022, ada 103 kasus kekerasan. Namun sekarang baru 88 kasus kekerasan, bila tidak tambah di bulan Desember. Berarti tahun 2023, menurun dari tahun sebelumnya. Kendati demikian, pihaknya tidak berbangga hati dulu.

“Kita tidak boleh berbangga hati kasus kekerasan turun. Karena kita belum tahu di masyarakat, apakah benar turun atau masyarakat takut melaporkan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya saat di lapangan selalu menyampaikan kepada masyarakat, bilamana mendengar, mendapatkan, atau mengalami kasus kekerasan, agar segera melaporkan ke pihaknya. “Jangan takut melaporkan kalau ada kekerasan anak dan perempuan,” imbaunya.(Iwan)

 

Related Articles

Back to top button