CirebonRaya

Ada Artefak Peninggalan Rasulullah di Pekan Raya Cirebon, Simak Daftarnya

CIREBON- Pekan Raya Cirebon (PRC) yang digagas Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon menghadirkan 19 pameran artefak peninggalan Nabi Muhammad Saw dan manuskrip karya ulama-ulama Cirebon.

Seperti diketahui, PRC merupakan salah satu agenda yang akan dilaksanakan PCNU Kabupaten Cirebon dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2023. Sejumlah artefak yang dihadirkan dalam pameran tersebut merupakan peninggalan Nabi Muhammad yang didatangkan dari Galeri Warisan (GW) MAR, Malaysia.

Pameran tersebut sudah dimulai sejak tanggal 22 Oktober 2023 di Asrama Haji Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Pameran dibuka mulai pukul 09.00-20.00 WIB.

Related Articles

Bagi masyarakat yang ingin mengunjungi pameran tersebut, ada harga tiket masuk yang harus dikeluarkan. Harga tiketnya terbilang cukup terjangkau. Untuk pelajar, harga tiket masuknya yaitu sebesar Rp 10.000. Sedang untuk masyarakat umum, harga tiket masuknya Rp 15.000.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Azis Syaerozi mengatakan, pameran artefak peninggalan Rasulullah itu digelar dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Untuk itu, dalam momen peringatan Hari Santri Nasional kali ini pameran tersebut digelar.

“Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama memandang penting untuk dilakukannya satu agenda terkait dengan Hari Santri Nasional. Yaitu pameran artefak peninggalan Rasulullah dari Galeri Warisan MAR,” papar KH Azis Syaerozi.

Ia menjelaskan, tujuan pihaknya mengadakan pameran tersebut adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat secara luas. Kenapa ini dibutuhkan? Karena pihaknya ingin bagaimana masyarakat bisa diperlihatkan artefak-artefak bersejarah, terutama terkait dengan Baginda Rasulullah.

Selain itu, dalam momen Hari Santri Nasional 2023 ini, diterangkan Kang Azis, PCNU Kabupaten Cirebon juga menghadirkan manuskrip-manuskrip karya ulama Cirebon. Melalui pameran tersebut, PCNU ingin mengajak masyarakat untuk sama-sama melihat karya ulama-ulama terdahulu dari sejumlah pondok pesantren yang ada di Cirebon.

“Jadi manuskrip-manuskrip itu merupakan karya-karya ulama terdahulu yang sampai sekarang tidak pernah diterbitkan. Tetapi kita sudah menemukan beberapa. Contoh di Pondok Pesantren Gedongan itu ada manuskrip. Kemudian di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin juga ada. Jadi kepentingan kita, tentu bagaimana masyarakat tahu bahwa Cirebon sebagai Kota Santri itu memang betul-betul produktif dari sisi produktivitas literasinya. Jadi saya kira perlu juga kita tampilkan di masyarakat secara umum,” ungkapnya.

Sementara itu, Yevittiana selaku perwakilan dari Galeri Warisan (GW) MAR, Malaysia mengatakan, artefak peninggalan Rasulullah itu dibagi menjadi tiga kategori. Antara lain yaitu artefak atau benda yang menjadi bagian terdekat dari tubuh Rasulullah. Salah satu contohnya adalah rambut.

“Kemudian yang kedua, kita kategorikan ke dalam kategori Kakbah. Di situ ada pondasi batu dinding Kakbah, kemudian ada kiswah Kakbah yang di bagian rukun yamani. Dan juga ada anak kunci Kakbah pada zaman Utsmaniyah,” jelas Yevittiana.

Berikutnya, lanjut dia, ada  juga kiswah makam Rasulullah dan juga kunci makam Rasulullah. Pergantian kiswah makam Rasulullah itu beda dengan kiswah Kakbah. Kiswah Kakbah digantinya setiap tahun, sementara kiswah makam digantinya hanya mengikuti instruksi dari kerajaan.

“Kemudian, artefak-artefak yang juga akan dihadirkan dalam pameran itu adalah benda-benda yang dahulunya pernah digunakan oleh keluarga Rasulullah. Seperti tempat air minum dan beberapa benda-benda lainnya,” tambahnya.(Ismail)

 

Back to top button