El Nino Mengancam, Pemda Kota Cirebon Gelar Gerakan Pangan Murah
CIREBON-Hari Pangan Sedunia, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Lapangan Kebonpelok Kecamatan Harjamukti. GPM berlangsung Serentak seluruh Indonesia.
Dalam kegiatan ini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon menjual berbagai komoditas pangan dengan harga murah atau dibawah harga pasar tradisional.
Wakil Wali Kota Cirebon Hj. Eti Herawati mengatakan, GPM sebagai upaya intervensi TPID menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok. Mengingat, harga sejumlah kebutuhan pokok tengah naik akibat dampak El Nino.
“Berdasarkan laporan TPID Kota Cirebon bahwa, harga kebutuhan pokok fluktuasi. Maka kami berupaya menjaga harga tetap stabil,” kata Eti.
GPM juga, kata Eti, memberikan kesempatan bagi masyarakat yang kesulitan membeli kebutuhan pokok akibat kenaikan harga. Sehingga, masyarakat bisa mencukupi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
“Semoga dapat meringankan beban masyarakat Kota Cirebon yang kesulitan membeli kebutuhan pokok,” ujarnya.
Eti meminta, instansi terkait rutin mengadakan kegiatan serupa, agar harga kebutuhan pokok stabil. Ia juga berpesan kepada masyarakat, tidak melakukan panic buying saat GPM. Karena akan berpengaruh dengan harga kebutuhan pokok.
“GPM itu untuk menstabilkan harga. Jangan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi yang akan berdampak kepada harga kebutuhan pokok,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala DKPPP Kota Cirebon, Elmi Masruroh mengungkapkan, GPM menjual sejumlah komunitas pangan seperti beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP), telur ayam, bawang merah, bawang putih dan minyak sayur.
Harga kebutuhan pokok itu, lebih murah dari harga pasar.
“Kami sediakan beras SPHP dan premium dari Perum Bulog, telur ayam dari peternak, bawang merah dan bawang putih dari petani serta minyak dari rekanan jadi harga lebih murah,” tuturnya.
Di GPM, pihaknya membatasi pembelian untuk beras dan telur. Bagi beras hanya 2 karung atau 20 kilogram, sementara telur hanya 2 kilogram. Upaya ini dilakukan agar penjualan beras dan telur merata.(Cimot)