El Nino Belum Puncak, Suhu 38-39 Cesius Akan Terus Melanda Ciayumajakuning
MAJALENGKA- Sejak beberapa hari terakhir, hampir semua warga di Kabupaten Majalengka merasakan suhu udara yang panas, melebihi suhu udara yang terjadi biasanya. Kondisi ini baru dirasakan selama beberapa tahun terakhir.
Karena suhu tinggi, banyak warga yang memilih tetap berada di rumah dibanding harus bepergian ke luar jika tidak terlalu penting. Karena suhu panas cukup menyengat tubuh, ditambah debu yang beterbangan.
Saat ini rumput–rumput mengering, tanaman di pekarangan jika tidak disiram sehari saja langsung layu sulit untuk bangkit lagi.
Windi, warga Kompleks Giriasih, Kelurahan Majalengka Wetan mengaku tidak pernah menjemur pakaian di siang hari karena debu yang tebal serta menghindari kerusakan pada pakaian karena teriknya mata hari.
Sehingga dia memilih mengeringkan pakaian di malam hari selepas pukul 20.00 WIB, paginya pukul 03.00 dini hari pakaian sudah kering dan langsung disetrika.
“Jadi saya kalau menjemur pakaian malam hari, pagi–pagi sudah kering langsung disetrika. Begitu subuh sudah beres,” ungkap Windi.
Hal yang sama juga dilakukan Agesti yang mengeringkan pakaian di dalam rumah sekadar diangin–angin, dengan begtupun pakaian kering dalam waktu beberapa jam saja.
Untuk mengukur panasnya suhu udara, Manta mencoba mencuci sepatu berbahan kanvas dan menjemurnya di siang hari sekitar pukul 14.00 WIB. Ternyata dalam waktu kurang dari dua jam sepatunya sudah kering.
Lien warga lainnya menyebutkan, pendingin ruangan yang biasanya di posisi 22 derajat Celsius kini dia menggunakan suhu 17 derajat celsius, namun ruangannya masih tetap kurang dingin. Malah katanya pendingin ruangan beroperasi hampir 24 jam.
“Berada di luar ruangan badan serasa terbakar, padahal banyak pepohonan, ters berada di ruangan kulit berasa kering,” kata Lien.
BMKG merilis suhu udara tertinggi di sejak Jumat (6/10/2023) mencapai 38,4 derajat celsius. Suhu udara berada di urutan kedua terpanas di Indonesia setelah Jawa Tengah.
Forescater BMKG Jatiwangi dan Kertajati Ahmad Faiz Zyin menyebut, pada 6–7 Juli suhu udara maksimum yang dikeluarkan BMKG Kertajati mencapai 38,4 derajat celsius, disusul Statsiun Meteorologi Ahmad Yani yang memantau panas maksimal 37,8 derajat celsius.
Ahmad Faiz Zyin menyebutkan suhu panas seperti ini pernah terjadi juga di tahun 2019 lalu dengan fenomena El Nino di musim kemarau seperti yang terjadi sekarang ini. “Suhu maksimum bisa mencapai 38 C–39 C, ini bisa terjadi ,” ungkap Faiz.
Suhu udara cukup tinggi di angka 38 C–39 C diprakirakan akan terjadi hingga bulan Oktober ini. Masyarakat disarankan untuk tetap menjaga kesehatan jangan sampai terjadi kekurangan cairan dalam tubuh.
Kecepatan angin di sejumlah wilayah di Majalengka juga cukup tinggi, seperti wilayah Kecamatan Jatitujuh, Palasah, Ligung, Leuwimunding dan Sumberjaya mencapai kecepatan 30 knot.
“Suhu udara cukup tinggi bisa mencapai maksimum lebih dari 38 derajat celsius. Sarannya jaga kesehatan karena cuaca panas,” saran A Faiz Zyin.(Tati)