CirebonRaya

Prihatin Sektor Pertanian, Sandi Nekat Nyaleg DPRD Provinsi Jabar

CIREBON – Masih banyak persoalan yang harus dibenahi di sektor pertanian khususnya di wilayah Cirebon dan Indramayu yang dikenal sebagai daerah penyuplai beras untuk Jawa Barat dan nasional.

Hal ini yang mendorong untuk nyalon menjadi anggota legeslatif DPRD Provinsi Jawab Barat.“Saya prihati keadaaan petani dan ingin memberikan perhatian lebih sehingga kehidupan petani lebih baik, tidak hanya dinikmati beberapa orang saja,” ujar Surnita Sandi Wiranata, calon anggota DPRD Provinsi Jawa Barat melalui Partai Golkar.

Menurutnya, selama ini menggeluti usaha penjualan beras merasa harus ambil bagian untuk mengatasi masalah yang dihadapi petani.

Related Articles

“Saya sendiri adalah berasal dari keluarga petani dan usaha di bidang pertanian, merasakan sendiri bagaimana kesulitan petani di lapangan,” ujar Sandi.

Pria yang akrab dipanggil Sandi ini menjelaskan, setidaknya ada empat persoalan mendasar yang selalu menjadi tantangan di bidang pertanian. Pertama, mengenai lahan pertanian yang terus berkurang.

Kabupaten Cirebon sebagai salah satu daerah penghasil komoditas beras terus mengalami penyusutan lahan.

Tidak sedikit lahan pertanian produktif beralih fungsi menjadi permukiman.

Hal itu dinilai Sandi akan mengancam keberlangsungan produksi pertanian, sedangkan kebutuhan pangan terus meningkat. Maka sudah seharusnya pemerintah melestarikan lahan pertanian produktif agar tidak terus berkurang.

Pemerintah harus melindungi lahan pertanian kita dan memperketat ijin alih fungsi. Bagaimana pun kita harus memikirkan masa depan pertanian kita karena itu juga merupakan mata pencaharian petani, Masalah lainnya, kata Sandi, petani kerap kesulitan mencari pupuk subsidi saat musim tanam tiba.

Maka diperlukan terobosan untuk memastikan ketersediaan pupuk subsidi dan tepat sasaran tersalurkan kepada yang membutuhkan. penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran dan sesuai kebutuhan, karena misal kebutuhan pupuk 5 kwintal, petani hanya mendapatkan 2 kwintal atau bahkan tidak dapat sama sekali, akhirnya butuh biaya lebih untuk menggarap sawah.

Masalah lainnya yang juga membutuhkan solusi adalah mengenai harga gabah yang selalu menurun saat musim panen. Petani seringkali terpaksa menjual padi dengan harga murah karena terdesak kebutuhan.(SalvinaFN/Job)

 

Back to top button