CirebonRaya

Gagal Panen Picu Kenaikan Harga Bahan Pokok

Sandi Wiranata: Pemkab Harus Jamin Ketersediaan Pangan

CIREBON – Sejumlah pedagang menilai, harga bahan pokok yang merangkak naik dalam sepekan terakhir ini imbas dari musim kemarau panjang hingga mengakibatkan gagal panen dan memicu kenaikan harga komoditas pangan.

Siti (35 tahun),  pedagang beras “Putri Tunggal” dari Desa Kedongdong Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon mengatakan harga beras mengalami kenaikan sekitar Rp 20.000 per 5 kilogram (kg). Harga beras semula harga 5 kg Rp 50.000 kini menjadi Rp 70.000.

Dan 10 kg harga sebelumnya Rp 100.000  menjadi sekitar Rp 120.000 sampai 140.000. “Begitupun beras super pada akhir Agustus yang 25 kg biasanya Rp  320.000 kini mencapai harga Rp 340.000- 350.000,” ungkap Siti.

Menurut Siti, harga beras yang terus mengalami kenaikan karena pasokan ke pasar tersendat akibat petani di daerah penghasil beras mengalami gagal panen. “Baru tahun ini beras melonjak yang biasanya tidak semahal ini.  Pasokan beras juga susah dan stok beras yang ada juga kurang,” ucapnya.

Siti menuturkan, kenaikan harga beras di Susukan sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir. “Kenaikannya sudah  tiga bulan terakhir, tetapi semakin meroket satu pekan ini,” tambahnya.

Sementara itu harga sayur sayuran cenderung stabil, hanya saja bawang putih yang tiap pekan selalu melonjak harganya.

“Komoditas lainnya seperti bawang merah dan sayur-mayur, harganya juga relatif normal,” ucap Ahad, pedagang sayur lainnya.

Kalaupun naik harga jualnya, sayur sayuran tidak semahal bahan pokok lainnya, hanya selisih Rp 2000-4000 per kilogram (kg). Sekarang bawang putih Rp 18.000/kg, bawang merah dan yang lainny masih normal dengan harga per kg nya Rp 14.000.

“Kerugian enggak ada, tetapi harus nambah modal. Omzet sekarang turun, jadi berkurang nilai keuntungan setiap harinya,” pungkas Ahad.

Sementara pemerhati ekonomi dan kebijakan publik, Sandi Wiranata mengatakan, kenaikan harga pangan terutama beras bisa berakibat inflasi.

Caleg Provinsi Jabar ini menjelasakan alasan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) dipicu  dampak elnino di mana beberapa daerah yang menghasilkan gabah mengalami gagal panen akibat kemarau yang panjang.

Untuk di daerah Cirebon dan sekitarnya  musim kemarau saat ini panen nya tidak merata sehingga pasokan gabah memang tidak ada dan menyebabkan kenaikan harga beras yang cukup drastis karena terjadi kelangkaan di lapangan.

Dampaknya dirasakan golongan UMKM di mana penjual bubur, lontong, nasi uduk, nasi kuning yang biasanya belanja beras setiap hari sepulang jualan sekarang tidak terlihat beli.

“Cara menekan inflasi, Pemkab harus menjamin ketersediaan pangan murah dan operasi pasar terutama sembako dalam upaya menekan lonjakan harga yang tidak bisa di kontrol sehingga akan membantu meringankan beban masyarakat terutama kebutuhan bahan pokok seperti beras,” tandasnya.(Rikhanatus Saliha/Job)

 

Related Articles

Back to top button