Dampak El Nino, Produksi Padi di Kabupaten Cirebon Terancam
CIREBON- Musim kemarau membuat beberapa komoditas tanaman yang ada di Kabupaten Cirebon rusak. Bahkan bencana kekeringan yang melanda wilayah tersebut menyebabkan produktivitas pertanian padi menurun.
Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Samsina mengatakan, bencana kekeringan yang melanda menyebabkan masa tanam padi pada 2023 hanya bisa dilakukan sebanyak dua kali.
“Masa tanam padi yang normal dalam satu tahun itu tiga kali. Tetapi, melihat kondisi kekeringan seperti saat ini, kayanya cuma dua kali saja,” katanya di Sumber kemarin.
Ia mengungkapkan, lahan pertanian padi dipastikan hanya bisa melakukan dua kali masa tanam, ini terjadi di sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur. Lahan pertanian padi wilayah timur itu berada di Kecamatan Greged, Babakan, Mundu, Pangenan, Pabedilan, Gebang, Karangsembung, Pabedilan, Losari, Susukan Lebak, dan Sedong.
Ia mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan belasan kecamatan tersebut hanya bisa dua kali masa tanam, karena adanya pengeringin dari Bendung Cikeusik, Kabupaten Kuningan. “Saat suplai air berkurang, otomatis berpengaruh terhadap produktivitas tanaman” katanya.
Saat ini, lanjut Samsina, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dijanjikan oleh Kementerian Pertanian mendapat benih padi untuk 1.500 hektare sawah dan pompanisasi tata kelola air.
Menurutnya, bantuan tersebut untuk menjaga produktivitas pertanian padi di Kabupaten Cirebon agar tidak mengalami penurunan signifikan pada 2023 ini.
Sementara Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mencatat, sekitar 545 hektare lahan pertanian padi/sawah di Kabupaten Cirebon mengalami kekeringan akibat fenomena El Nino. Ratusan hektare lahan pertanian tersebut menyebar dari wilayah timur hingga barat.
Luas lahan pertanian padi Kabupaten Cirebon itu 6.034,5 hektare dan lebih dari 2.000 hektare sawah bakal mengalami kejadian serupa dalam waktu dekat akibat dampak dari El Nino ini.
Data lain juga menyebutkan, dampak El Nino, saat ini ada 545 hektare lahan sawah di Kabupaten Cirebon mengalami kekeringan. Sementara luas penanaman di daerah ini mencapai 6.034,5 hektare.
Ironisnya, saat ini 545 hektare sawah yang mengalami kekeringan sedang dalam masa tanam. Dampaknya, sudah ada angka 11 hektare sawah yang mengalami puso atau gagal panen.
Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, menjelaskan, dengan adanya kondisi El Nino, salah satunya adalah kewaspadaan dini di dalam menghadapi masa kekeringan. Tapi kewaspadaan dini dalam menghadapi kondisi banjir setelah kekeringan selesai.
“Kami sedang menghadapi El Nino, yaitu waspada saat kekeringan dan menunggu nanti saat banjir datang. Kita masih belum tahu, sampai kapan kekeringan terjadi. Tapi prediksinya sampai bulan September ini,” kata Alex.
Pihaknya merilis, 545 hektare sawah yang kekeringan masih di angka 9 persen dari luas lahan yang ditanam. Sementara yang mengalami puso atau gagal panen 11 hektare, bila dikalkulasikan ada pada angka 0,2 persen. Sedang yang sudah dapat dipulihkan, jumlahnya 168 hektare atau di angka 2,7 persen. Sementara yang sudah penanganan mencapai 127 hektare atau 23,3 persen. Lalu yang dalam kondisi terancam ada 1.651 hektare atau 27,4 persen.
“Data ini sampai akhir Agustus kemarin. Kita sudah lakukan tata kelola air atau penggiliran air. Baik saluran sekunder maupun tersier,” ungkap Alex.(Iwan/Ismail)